Panggilan Seseorang Menyelamatkan Yunus yang Terinjak-injak Jemaah Tinggi Besar
Yunus Herpandi (53) selamat dari tragedi Mina meskipun dirinya sempat terinjak-injak jemaah yang tinggi besar.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Yunus Herpandi (53) selamat dari tragedi Mina meskipun dirinya sempat terinjak-injak jemaah yang tinggi besar.
Saat kejadian 24 September 2015, dirinya sudah pasrah saat terinjak-injak dan tubuhnya pun tertumpuk orang-orang yang jatuh.
Pria yang tergabung dalam Kelompok Penerbangan (Kloter) Embarkasi Surabaya (SUB) 48 ini bercerita bagaimana peristiwa menegerikan tersebut hampir merenggut nyawanya.
Ia bersama rombongannya saat itu sudah berada di tengah lautan manusia yang sudah berjubel.
Yunus dengan teman rombongannya masuk ke Jalan 204 setelah perjalannannya menuju Jamarat dari jalan King Fahd dibelokan askar ke kiri sampai akhirnya masuk jalan 204.
Yunus memang melihat sesuatu yang aneh dalam perjalanannya menuju Jamarat tersebut, ia melihat disepanjang jalan yang dilaluinya jalan berupa gang-gang tertutup rapat oleh pagar yang tingginya hampir 2,5 meter.
Tiba di Jalan 204, jemaah sudah berjubel dan tiba-tiba datang jemaah asal Afrika dengan perawakan tinggi besar berkulit hitam dari arah berlawanan.
Akibatnya arus jemaah pun bertabrakan dan terjadi aksi saling dorong hingga akhirnya ada yang terjatuh dan situasi semakin tidak terkendali hingga tragedi Mina tersebut terjadi.
“Saat kejadian saya berada di belakang mobil (mobil yang terpakir di jalan tersebut), saya pegangan di belakang mobil tersebut,” tuturnya berbincang dengan tribun di pemondokannya Hotel Tsarawat Al Syisyah, Senin (28/9/2015).
Tetapi berilindung di belakang mobil pun belum bisa membuat dirinya aman, ia tidak bisa lagi menahan hingga akhirnya kakinya pun tak mampu lagi berdiri, ia pun terinjak-ingjak meskipun kedua tangannya masih memagang belakang bagian mobil.
Ia menunjukan sejumlah luka yang dialaminya akibat kejadian tersebut, diantaranya luka di bagian pinggang, paha, dan kaki.
Kakinya sudah tidak bisa lagi bergerak karena banyak orang yang menindih badannya. Tetapi dalam keadaan pasrah dirinya masih sadar dan tiba-tiba ada seseorang yang memanggil namanya serta menolongnya.
“Saya dengar ada yang panggil Pak Yunus, kemudian saya ditarik, entah siapa yang menarik saya, dan saya langsung dibawa ke maktab yang ada di situ,” ungkapnya.
Ia saat kejadian tidak berpikir dimana istrinya karena saat suasana ricuh dirinya sudah berpisah dengan istrinya Nani Rukmini (46).
Setelah dselamatkan seseorang Yunus mendapat perawatan di sebuah tenda jemaah Negara lain yang berada di lokasi kejadian.
Saat itu Yunus disiram air es serta diberikan kipas angin sampai akhirnya dia tersadar. Setelah lumayan pulih dirinya dikumpulkan di satu maktab dengan jemaah lainnya lalu berjalan menuju Jamarat melalui jalur yang seharusnya.
Dalam keadaan luka, ia pun melaksanakan kewajibannya melempar jumrah. Tetapi kondisinya yang tidak baik, ia pun memilih melewatkan malam (mabit) di jamarat hingga pukul 01.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Dengan kondisi yang masih belum baik, pria ia pun berjalan ke Terminal Jamarat, dan menumpang sebuah taksi ke Masjidil Haram “Saya kalau sudah di Masjidil Haram tahu pulang ke Hotel,” katanya.
Karena sudah tidak kuat lagi, akhirnya dirinya pun dijemput saudaranya di Masjidil Haram.
Sempat terpisah satu malam, sang isteri Nani Rukmini menghawatirkan keadaan Yunus. Diungkapkan Nani saat kejadian mereka mencoba menyelamatkan diri masing-masing sehingga terpisah dengan suaminya.
Nani pun mencari sang suami, tetapi bersyukur telepon genggamnya masih aktif sehingga bisa berkomunikasi hingga dirinya bisa tenang.
“Saya tidak tahu kalau terjadi sesuatu sama bapak, tapi bersyukur sekarang sudah bertemu kembali,” ungkapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.