Keikhlasan Suharti Temani Orang Sakit Justru Menyelamatkannya dari Petaka Mina
Sebelum kejadian tragedi Mina, Sri bersama Neneng memilih menepi dan beristirahat di tenda jemaah negara lain.
Penulis: Adi Suhendi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH - Jalan kehidupan sesorang terkadang ditentukan dari hal kecil yang kita lakukan, niat ikhlas Sri Suharti menemani jemaah yang sakit justru menyelamatkannya dari tragedi Mina yang menewaskan seribu orang lebih.
Wanita asal Pontianak tersebut yang berniat melempar jumrah rela terpisah dari rombongannya hanya untuk menemani Neneng Supinah yang sudah kelelahan berjalan menuju Jamarat untuk melontar jumrah.
Sebelum kejadian tragedi Mina, Sri bersama Neneng memilih menepi dan beristirahat di tenda jemaah negara lain.
Petunjuk tersebut seakan memberikan isyarat akan terjadi peristiwa yang bisa mengancam keselamatan dirinya. Neneng yang sakit saat itu meminta Sri untuk beristirahat sejenak sebelum peristiwa desak-desakan.
"Saat itu kita berada di tengah (orang yang berjubel), kemudian kita bergerak agak kepinggir lalu masuk ke tenda Arab," kata Sri ditemui tribun di Hotel 401, Mekkah, Rabu (1/9/2015).
Saat akan beristirahat di tenda tersebut, Sri yang tergabung dalam Kliter 14 Embarkasi Batam tiba-tiba ada orang yang melarangnya beristirahat di lorong tenda.
Kedua wanita yang sudah berumur tersebut diminta pindah sampai akhirnya Sri dan Neneng pindah ke tenda sebelahnya.
Sri dan Neneng tidak pernah menyangka akan ada peristiwa besar yang memilukan. Saat beristirahat di tenda, tiba-tiba suara tenda ambruk di sebelahnya membuatnya terkejut.
Ia melihat di sebelah tenda yang ditempatinya banyak orang berkulit hitam bergelantungan.
Ia memperkirakan ada yang masih hidup dan sudah meninggal dari orang yang mulai berjatuhan di dekat tenda yang dijadikan tempat beristirahat dirinya dengan Neneng.
Kemudian polisi Arab Saudi datang ketika besi penyangga tenda sudah jatuh. Saat itu situasi berbahaya karena makin banyak orang berdatangan.
Saat akan keluat dari tenda, justru Neneng melarang Sri karena keadaannya jauh lebih berbahaya di luar.
"Kita dilarang keluar karena diangga masih bahaya," ucapnya.
Tersesat