Kemenhub akan Kembangkan Sistem Sensor Otomatis untuk Perjalanan Kereta Api
Hermanto memaparkan meski Balise sudah terpasang namun masinis tetap harus bekerja dengan baik
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Perhubungan rencananya akan mengembangkan sistem sensor otomatis bernama Balise. Dengan teknologi itu akan mengurangi risiko kecelakaan pada sektor perkeretaapian.
"Akan memancarkan gelombang radio, begitu dilewati Balise-nya yang akan di KRL. Kalau lampu merah akan mengeluarkan sirene jaga-jaga lakukan pengereman," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Hermanto Dwiatmoko, di kantor Kementerian Perhubungan, Kamis (1/10/2015).
Hermanto menjelaskan Balise akan menghubungkan sinyal kereta listrik dengan sistem yang sudah dikembangkan. Jika KRL telah melewati Balise, ia akan berhenti secara otomatis.
"Kalau masinisnya tidak mengerem pada saat melewati Balise, KRL akan mengerem sendiri," ujar Hermanto.
Hermanto memaparkan meski Balise sudah terpasang namun masinis tetap harus bekerja dengan baik.
Pasalnya jika sampai Balise yang menghentikan KRL secara otomatis, disinyalir sang masinis telah melanggar sinyal peringatan kereta api, hal itu bisa dikenakan sanksi kepada masinisnya.
"Tapi nggak boleh masinisnya jangan leha-leha tidur sendiri, artinya anda melanggar bekerja secara teoritis," ungkap Hermanto.
Anggaran pengadaan Balise sebesar Rp 1 triliun. Rencananya alat sensor perkeretaapian akan dipasang pada jalur utara Jawa dahulu dari Jakarta ke Surabaya.
"Kita lakukan pemasangan Jakarta ke Surabaya tahun ini," kata Hermanto.
Hermanto menambahkan jalur terakhir yang akan dibangun Balise adalah Jabodetabek. Rencananya seluruh pengoperasian Balise bisa dimulai pada akhir 2017 sampai 2018.
"Paling terakhir Jabodetabek, Manggarai ruwet dipasang banyak, tapi kita pasang nanti, operasional 2017-2018," papar Hermanto.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.