Kazakhstan Harapkan Peran Aktif Indonesia Meratifikasi Statuta OKI soal Keamanan Pangan
Menlu Retno juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan tiga negara sahabat, yaitu Kazakhstan, Meksiko dan Brazil.
Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam rangkaian kegiatan Sidang Majelis Umum PBB ke-70, Menlu Indonesia, Retno Marsudi menghadiri sejumlah pertemuan, termasuk pertemuan Comprehensive Test Ban Treaty, dimana Retno dan Menlu Hungaria menyerahkan keketuaannya kepada Kazakhstan dan Jepang, pertemuan Menlu ASEAN dengan Sekjen PBB dan Presiden SMU PBB ke-70, dan pertemuan terkait Isu Myanmar.
Namun di sela-sela pertemuan tersebut, Menlu Retno juga telah melakukan pertemuan bilateral dengan tiga negara sahabat, yaitu Kazakhstan, Meksiko dan Brazil.
Dalam pertemuan dengan Menlu Kazakhstan, Erlan A. Idrissov, kedua Menlu tersebut membahas perkembangan isu bilateral kedua negara seperti kunjungan Presiden Kazakhstan ke Indonesia sebagai balasan kunjungan Presiden RI tahun 2014, pelaksanaan 2nd Joint Economic Minister Meeting Indonesia-Kazakhstan. Selain itu juga membahas pembentukan roadmap tindaklanjut dari kunjungan Presiden RI tahun lalu.
Menlu Retno menyampaikan Pemerintah Indonesia menyambut positif Joint Economic Minister’s Meeting yang diharapkan bisa mendorong pertumbuhan ekonomi kedua negara.
"Saat ini Indonesia dan Kazakhstan sedang membahas MoU kerja sama kedua negara di bidang perminyakan dan gas bumi dan menindaklanjuti hasil penandatanganan MoU Kerja Sama Politik pada tahun 2014 yang lalu," kata Retno sebagaimana keterangan pers Kemenlu RI, Kamis (1/10/2015).
Terkait dengan kerja sama di fora internasional, Menlu RI menyambut baik undangan pertemuan ke-7 OKI di bidang pertanian.
Menlu Kazakhstan mengharapkan peran aktif Indonesia sebagai salah satu negara besar di OKI, serta untuk dapat meratifikasi Statuta OKI mengenai Keamanan Pangan.
Kazakhstan pun mengharapkan negara besar OKI seperti Arab Saudi dan Indonesia dapat mendorong momentum ratifikasi negara-negara lain. Saat ini tercatat sudah ada tiga negara yang telah meratifikasi Statuta tersebut.
Kedua Menlu juga berbagi pandangan mengenai kerja sama negara-negara OKI terkait Rohingya. Retno kembali menekankan pentingnya toleransi dan pembangunan yang tidak menciptakan economic gap antar komunitas maupun pemeluk agama yang berbeda di Myanmar.
Mantan Duta Besar (Dubes) Indonesia untuk Belanda itupun menekankan titik krusial dalam isu Rohingya ini adalah pemilihan umum yang akan datang.
Seperti diketahui, pada tahun 2014 nilai perdagangan Indonesia-Kazakhstan adalah sebesar 23,60 juta dolar AS dari target perdagangan sebesar 100 juta dolar AS pada tahun 2017. Adapun jumlah wisatawan Kazakhstan ke Indonesia tiap tahunnya mencapai 4.700 orang. (Edwin Firdaus)