Mekah-Madinah Bisa Dikelola Seperti Vatikan
Kecelakaan di Mina pada 24 September lalu, patut diduga disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah Arab Saudi
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Kecelakaan di Mina pada 24 September lalu, patut diduga disebabkan oleh ketidakmampuan pemerintah Arab Saudi kata Intelektual Muda Nahdlatul Ulama (NU), Syafiq Hasyim.
Ia curiga pemerintah Arab Saudi sebagai penyelenggara Haji, gagal mengelola jutaan jemaah.
"Jadi ada kaitan (insiden) dengan jumlah orang ke Mekah dan Madinah," kata Syafiq Hasyim dalam diskusi mengenai penyelenggaraan Haji, di kantor PBNU, Jakarta Pusat, Jumat (2/10/2015).
Dari penelitian yang ia lakukan, diketahui pada tahun 1995 pemerintah Arab Saudi membuka kesempatan untuk 1.865.234 orang menunaikan ibadah haji di negaranya.
Sekitar 700 ribu orang merupakan warga Arab Saudi, sedangkan sisanya adalah jemaah dari berbagai negara.
Pada 2010 kuota haji meningkat menjadi 2.789.399 orang, dengan sekitar satu juta orang warga Arab Saudi, dan sisianya sebanyak 1.799.601 berasal dair luar Arab Saudi.
Dapat dipastikan, jumlah orang yang menunaikan ibadah haji setiap tahunnya meningkat, dan hal itu dibarengi dengan perbaikan infrastruktur.
"Untuk atur orang segitu banyak butuh manajemen di Saudi soal security, settlement, head Services, hal emergency kalau ada gempa gimana," ujarnya.
Terkait tingkat kematian, menurutnya untuk jemaah asal Indonesia presentasenya lumayan tinggi.
Dari tahun 1995 hingga tahun 2008, rata-rata 200-300 orang meninggal per 100 ribu jemaah. Sedangkan jemaah asal Iran, hanya 5-13 orang per 100 orang jemaah.
Presentase tingkat kematian jemaah haji, terutama jemaah asal Indonesia sudah termasuk tinggi.
Padahal di India ritual serupa yang dilakukan umat Hindu yang diikuti puluhan juta orang, bisa digelar dengan tingkat keselamatan yang lebih tinggi.
Menurutnya pemerintah Indonesia harus menuntut peningkatan pelayanan dari pemerintah Arab Saudi.
"Kalau tiap tahun naik terus maka akan memprihatinkan. Ada dasar agama yang meninggal itu syahid, tapi lebih baik hidup karena bisa buat lebih baik lagi," ujarnya.
Negara-negara yang banyak mengirimkan jemaahnya untuk beribadah ke tanah suci, bisa bersatu untuk membahas permasalahaan penyelenggaraan ibadah haji.
Menurutnya mungkin saja justru negara-negara yang banyak mengirimkan Jemaah ke Arab Saudi, mengurus langsung penyelenggaraan haji di Mekah dan Madinah.
Umat Islam menurutnya bisa belajar dari pendirian negara Vatikan, di Italia.
Walaupun berada di ibukota Italia di Roma, namun Vatikan bisa menjadi pusat kebijakan umat Katolik, yang tidak bergantung dengan negara Italia.
"Mereka bisa selenggarakan ibadah terpisah dari Italia. Bayangan Twin Holly City (dua kota suci Mekah-Madinah) ketika diusulkan jadi ranah pengelolaan internasional modelnya seperti Vatikan," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.