Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengamat: Keputusan Jonan Menghentikan Penerbangan Twin Otter Merugikan

Dudi Sudibyo menyayangkan keputusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengenai pemberhentian sementara operasi pesawat Twin Otter selama seminggu.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Pengamat: Keputusan Jonan Menghentikan Penerbangan Twin Otter Merugikan
TRIBUN TIMUR/TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan (tengah) melakukan pemantauan pencarian pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM hari ketiga di Crisis Center Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Sulsel, Senin (5/10). Hingga saat ini pencarian pesawat Aviastar DHC6/PK-BRM yang hilang kontak pada Jumat (02/10) 2015 tersebut belum ditemukan dan akan dilanjutkan esok hari yang difokuskan ke sembilan titik yaitu Enrekang, Luwu, Palopo, Toraja, Pinrang, Sidrap, Wajo, perairan Luwu dan teluk bone. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat penerbangan, Dudi Sudibyo menyayangkan keputusan Menteri Perhubungan, Ignasius Jonan mengenai pemberhentian sementara operasi pesawat Twin Otter selama seminggu.

"Saya sayangkan menteri terlalu cepat beri tindakan kepada pesawat Twin Otter, karena banyak yang terimplikasi dan dirugikan. Apalagi daerah terpencil," ujarnya saat dihubungi tribunnews.com, Jakarta, Selasa (6/10/2015).

Dirinya mencontohkan di wilayah Papua yang sangat membutuhkan pesawat jenis Twin Otter untuk transportasi dan juga pengiriman bahan makanan serta kebutuhan hidup lainnya.

Menurut Dudi, seharusnya kementerian perhubungan harus menunggu hasil rekomendasi yang diberikan oleh Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT) agar tidak memutuskan hal yang banyak merugikan.

"Jangan langsung dihentikan semua begitu. Banyak yang dirugikan termasuk penumpang dan juga perusahaan baik komersial maupun perusahaan," katanya

Tentang permasalahan pencabutan izin terhadap pihak Aviastar, Dudi menilai seharusnya pemerintah juga bersikap tegas kepada seluruh maskapai yang tidak memiliki kuota yang cukup dalam jumlah pesawat.

"Azas keadilan itu penting. Jangan karena satu musibah terus hanya satu maskapai saja yang dicabut, semua maskapai yang kurang secara kuantitas pesawat juga harus dicabut," katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas