Koordinasi dengan Kejagung, Bareskrim Periksa Mertua Tersangka Pemalsu Tanda Tangan Mandra
Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung untuk memeriksa Iwan Chermawan
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Gusti Sawabi
Periksa Iwan, Bareskrim Koordinasi dengan Kejagung
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri akan berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung untuk memeriksa Iwan Chermawan yang juga diusut Kejagung atas kasus dugaan korupsi pengadaan program siap siar di TVRI.
Pemeriksaan terhadap Iwan dilakukan lantaran Iwan merupakan mertua dari tersangka pemalsu tanda tangan Mandra, Andi Diansyah.
"Kami berencana memeriksa Iwan, untuk periksa dia kami akan koordinasi dulu dengan Kejagung. Sementara tersangka Andi dikenakan pasal 263 ayat 1 dan 263 ayat 2 KUHP tentang Pemalsuan Surat," tegas Kasubdit IV Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Kombes Rudi Setiawan, Rabu (7/10/2015) di Mabes Polri.
Untuk diketahui, Bareskrim Polri telah menahan tersangka pemalsu tanda tangan Mandra bernama Andi Diansyah yang adalah menantu dari Iwan Chermawan yang juga diusut Kejagung atas kasus dugaan korupsi pengadaan program siap siar di TVRI.
Dengan ditangkapnya Andi Diansyah, maka terbongkarlah selama ini Mandra diduga merupakan korban konspirasi sehingga dirinya terseret kasus dugaan korupsi Program Siap Siar TVRI oleh Kejaksaan Agung.
Lebih lanjut, kuasa hukum Mandra, Juniver Girsang mengatakan Mandra yang kini mendekam di LP Cipinang, Jakarta Timur, sempat terdiam selama beberapa menit ketika diberitahu soal tersangka pemalsu tandatangannya telah ditahan.
"Dia (Mandra) sempat terdiam 5 menit. Mandra mengatakan ke saya, kalau keadilan di Indonesia panjang tetapi tetap ada," tutut Juniver Girsang, Selasa (6/10/2015) malam di Mabes Polri.
Juniver menambahkan akibat dari konspirasi antara Iwan Chermawan selaku Direktur Utama PT Media Arts Image dengan oknum pejabat di TVRI, hidup kliennya menjadi berantakan.
"Dia bilang hidupnya hancur, harus terpisah dengan keluarga, kehancuran produksi film, di penjara, semuanya hancur," tambahnya.