Ichsanuddin Noorsy Desak Presiden Merombak Kabinetnya Lagi Dengan Alasan Ini
Presiden Joko Widodo kembali didesak merombak kabinetnya dengan alasan ini.
Editor: Agung Budi Santoso
Laporan Wartawan TRIBUnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA ----Kurang puasnya masyarakat atas kinerja Presiden Joko Widodo, salah satunya disebabkan oleh pemilihan menteri yang kurang tepat menurut pengamat ekonomi politik, Ichasanuddin Noorsy.
Presiden harus segera menyikapi sikap atas ketidakpuasan masyarakat, dengan kembali mengambil kebijakan reshuffle atau perombakan kabinet.
"Ini berarti persoalan dalam merekrut menteri. Ketika dia salah menakar tentang seseorang maka salah juga persepsi masyarakat terhadap itu. Suka tidak suka ya reshuffle," kata Ichasanuddin Noorsy, di acara pemaparan hasil survei Indo Barometer, di hotel Atlet Century, Jakarta Pusat, Kamis (8/10/2015).
Dalam survei yang dilakukan Indo Barometer pada 14-22 September 2015 terhadap 1200 responden, di 34 provinsi, sebanyak 47,3 responden mengaku kurang puas dengan kinerja pemerintahan Presiden Joko Widodo.
Selain itu sebanyak 42,8 persen responden, mengaku kurang puas dengan kinerja kabinet saat ini.
Persepsi masyarakat tersebut kata dia bisa jadi disebabkan oleh kebijakan-kebijakan yang kurang tepat, yang diambil para pembantu presiden.
Bisa jadi, Presiden salah menunjuk menteri yang tepat, sehingga kebijakan-kebijakannya menjadi kurang efektif.
"Jangan orang yang tidak mengerti apa-apa, diberi jabatan. Jangan orang yang biasa mikir mikro, diajak untuk berpikir makro," terangnya.
Dalam survei tersebut, diketahui menteri yang tingkat kepuasannya paling rendah, adalah Menteri Kordinator Perekonomian, Darmin Nasution. Angka kepuasannya hanya mencapai 15 persen, dan angka tersebut adalah angka terendah dibandingkan menteri lainnya.
Di atas Darmin Nasution, terdapat Menteri Perdagangan, Thomas Lembong yang tingkat kepuasannya hanya mencapai 15,9 persen.
Di atas Thomas Lembong terdapat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said.