Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bentrok Massa di Aceh Singkil, PBNU Minta Semua Pihak Tenang dan Tak Terpancing

Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan aksi pembakaran gereja di Desa Sukamakmur

Penulis: Wahyu Aji
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in Bentrok Massa di Aceh Singkil, PBNU Minta Semua Pihak Tenang dan Tak Terpancing
SERAMBI INDONESIA/DEDE ROSADI
Korban luka-luka diberi pertolongan usai terlibat kerusuhan massal di Desa Dangguran, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, Aceh, Selasa (13/10/2015). Kerusuhan terjadi diduga akibat rencana pembongkaran rumah ibadah oleh Pemkab Aceh Singkil. SERAMBI INDONESIA/DEDE ROSADI 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyesalkan aksi pembakaran gereja di Desa Sukamakmur, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Aceh Singkil, Aceh, yang dilakukan sejumlah oknum warga setempat, Selasa (13/10/2015) siang.

"Apapun alasan yang melatar belakangi, aksi main hakim sendiri terlebih dilakukan dengan cara kekerasan tidak bisa dibenarkan oleh hukum," kata Sekjen PBNU H.A. Helmy Faishal Zaini lewat pesan singkat yang diterima wartawan.

Dia menegaskan, Islam bukan agama yang mengajarkan kekerasan. Islam adalah agama akhak. Islam agama yang diturunkan untuk menjadi rahmat bagi sekalian alam.

"Seperti dikutip dari (QS. An-Nahl 125), serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik," katanya.

Sementara itu, soal kasus. pembakaran, PBNU menyerukan agar pihak-pihak yang bersengketa saling menahan diri.

"Sikap teduh untuk menjaga suasana tetap tenang dan kondusif sangat dibutuhkan di Aceh Singkil, khususnya di lokasi kejadian untuk saat-saat sekarang ini," katanya.

BERITA REKOMENDASI

Menurutnya, PBNU meminta aparat bertindak persuasif dengan sesegera mungkin membuat langkah-langkah mediasi.

"Pemda setempat dengan segenap unsur Muspida, ulama, tokoh masyarakat, dalam hal ini hendaknya mengedepankan prinsip-prinsip maslahah ‘ammah dan penegakan hukum yang tegas, adil, dengan tetap mengedepankan ahlakul karimah," kata Helmy.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas