Menagih Janji Surya Paloh Bubarkan Partai NasDem Jika Ada Kadernya yang Korupsi
Bahkan, Surya Paloh juga berjanji untuk mengevaluasi keberadaan Partai Nasdem bila ada kadernya tersangkut korupsi
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Partai NasDem Surya Paloh pernah berjanji partainya tidak akan cuci tangan bila ada kader yang tersangkut kasus pidana.
Bahkan, Surya Paloh juga berjanji untuk mengevaluasi keberadaan Partai Nasdem bila ada kadernya tersangkut korupsi.
“Tidak layak Partai Nasdem dipertahankan,” demikian tegasnya usai membuka pembekalan caleg Partai Nasdem, dii Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Senin (3/6/2015) silam.
Hari ini, Kamis (15/10/2015), Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Sekretaris Jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella sebagai tersangka penanganan kasus bantuan sosial (Bansos), tunggakan dana bagi hasil dan penyertaan modal sejumlah BUMD Pemerintah Provinsi Sumatera Utara di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara dan Kejaksaan Agung.
Apakah Surya Paloh akan menggenapi janjinya tatkala Sekjen Partai NasDem telah ditetapkan jadi tersangka oleh KPK?
Hingga berita ini diturunkan masih belum ada konfirmasi dari Ketua Umum Partai NasDem atas janjinya tersebut.
Yang jelas, Ketua Fraksi Partai NasDem Victor Laiskodat menyatakan Patrice Rio Capella harus mengundurkan diri dari keanggotan partai.
Patrice yang menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Partai NasDem ditetapkan KPK sebagai tersangka korupsi.
"Memang seluruh kader NasDem itu sudah punya kesepakatan kalau mempunyai masalah hukum harus mengundurkan diri. Pasti mengundurkan diri karena itu kesepakatan dari awal," tutur Victor Laiskodat ketika dikonfirmasi, Kamis (15/10/2015).
Ketika ditanyakan apakah Patrice dipecat dari partai, Victor mengatakan jawaban yang sama. "Pasti mengundurkan diri, enggak mungkin enggak mengundurkan diri. Itu sudah komitmen," imbuhnya.
Pada kesempatan lain, Surya Paloh dengan tegas menyatakan tak main-main dengan komitmen partainya terkait praktik korupsi.
Bahkan dirinya mengaku siap angkat kaki dari partai yang dibesarkannya tersebut jika benar terbukti melakukan korupsi.
"Dia Harus keluar, nggak ada, termasuk diri saya, itu gambaran Sumbangsih konsistensi pendidikan politik. Dan komitmen mengikat dengan sesungguhnya dengan kejujuran hati, jadi siapa saja," kata Surya usai perayaan HUT pertama Fraksi NasDem DPR RI di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (1/10/2015) malam silam.
Apa yang dikatakannya adalah bentuk komitmen dan pembeda partai lain dengan NasDem.
"Ini membedakan partai ini, gerakan perubahan itu tidak sekedar pemahaman. Dimulai dengan perilaku keteladanan, katakan dia public figure, tokoh, jadi semakin banyak hal yang harus pertimbangkan dalam kehidupan kesehariannya, ucapan perbuatannya, itu konsekuensi," katanya.
Sebagai seorang gentleman, Surya mengatakan, seharusnya jangan lebih mudah menyalahkan pihak lain namun justru tak ingin dirinya sendiri disalahkan.
"Saya bicara dari hati dan apa adanya. Memang dari awal, karena kita berkepentingan sekali. permasalahan penegakan hukum, dalam seluruh aspek yang ada. Lebih khusus lagi dalam pemberantasan korupsi harus diprioritaskan," tegasnya.
"Kamu lihat mereka gampang salahkan orang lain. Tapi kapan pemuka masyarakat sampaikan this is my mistake (ini salah saya)?, jarang sekali," kata Surya Paloh.