Anak Meninggal Korban Asap, Nila Dianggap Tidak Layak Jadi Menteri
Putra dari pasangan suami istri, Heri Wiliyar dan Lili, ini diduga meninggal akibat kekurang oksigen karena asap.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Wakil Ketua Komisi II DPR Lukman Edy berduka atas meninggalnya Rahmadhani Lutfi Aerli (9), siswa kelas tiga Madrasah Ibtidiyah Negeri 1 Pekanbaru.
Putra dari pasangan suami istri, Heri Wiliyar dan Lili, ini diduga meninggal akibat kekurang oksigen karena asap.
"Hasil rontgen paru parunya dipenuhi asap, bangsa berduka pemerintah diam saja," kata Lukman melalui pesan singkat, Kamis (22/10/2015).
Ia mendapatkan informasi sekolah Lutfi diliburkan dan bermain dihalaman rumahnya. "Selesai main masuk rumah dan kemudian meninggal. Bencana asap sudah seperti gas beracun di Riau, mematikan tanpa rasa sakit," imbuhnya.
Ia pun menilai Menteri Kesehatan Nila Moeloek tidak pantas lagi memegang jabatannya. Pasalnya, banyak korban akibat bencana asap. "Halo, menteri Kesehatan, anda tidak layak jadi menteri," ujar Politikus PKB itu.
Lukman lalu mendesak Menteri Kesehatan menyatakan Riau darurat kesehatan. Kemudian mengambil langkah-langkah seperti membagikan masker yang layak kepada seluruh masyarakat Riau secara merata.
Lalu, melarang anak-anak untuk bermain diluar rumah, dan menutup ventilasi rumah. Hal lainnya,
Menkes harus menyiapkan posko-posko pelayanan kesehatan di semua rumah sakit dan puskesmas, serta rumah-rumah pelayanan kesehatan.
Lukman juga meminta Menkes menyiapkan obat-obatan dan oksigen yang cukup. "Menggratiskan pengobatan kepada korban ISPA tanpa pengecualian," kata Lukman.
Sebelumnya, Rahmadhani Lutfi Aerli (9), siswa kelas tiga Madrasah Ibtidiyah Negeri 1 Pekanbaru, meninggal dunia di rumah sakit swasta di Pekanbaru, Rabu (21/10/2015).
Putra dari pasangan suami istri, Heri Wiliyar dan Lili, ini diduga meninggal akibat kekurang oksigen karena asap. Suasana duka terlihat di kediaman orang tua Luthi, yang berada di Gang Nikmat, Jalan Pangeran Hidayat, Kota Pekanbaru.
Heri Wiliyar yang temui di rumah duka mengatakan, Sebelum meninggal Luthfi mengalami kejang-kejang dan muntah-muntah, lalu mendapat perawatan oleh tim medis di salah satu rumah sakit diPekanbaru .
Dari keterangan dokter menyebutkan, jika anaknya meninggal akibat adanya penipisan oksigen di dalam jantung.
Dari hasil rontgen memperlihatkan ada butiran-butiran seperti awan pada bagian jantung anaknya.
Heri mengatakan, selama ini anaknya tidak memiliki riwayat gangguan penyakit pernapasan.
Hanya saja beberapa hari belekangan sebelum anaknya meninggal, korban sempat mengeluhkan sakit batuk dan demam yang dirasakan.
Kualitas udara di Pekanbaru, Riau saat ini masih berada pada level berbahaya.
Dinas Kesehatan Provinsi Riau merilis ada 78.900 orang warga yang terserang penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Atas (Ispa). (*)