Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Presiden PKS Bantah Ingin Jegal Pemerintahan Jokowi

Sohibul mengatakan perencanaan APBN harus lebih baik. Aspek-aspek ketidakpastian harus diminimalisir.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Presiden PKS Bantah Ingin Jegal Pemerintahan Jokowi
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Presiden Partai Keadlian Sejahtera (PKS) Mohammad Sohibul Iman (tengah) berjabat tangan dengan Ketua Majelis Syuro PKS Salim Segaf Al Jufri (kiri), dan Wakil Ketua Majelis Syuro PKS yang juga menjabat Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid saat pembukaan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) ke-4 di Depok, Jawa Barat, Selasa (3/11/2015). Mukernas ke-4 PKS ini akan menyusun 70 program pelayanan untuk bangsa dan negara, serta untuk memanaskan mesin politik jelang digelarnya Pilkada Serentak pada Desember 2015 mendatang dengan mengundang seluruh calon kepala daerah yang diusung untuk melakukan konsolidasi. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mohamad Sohibul Iman menegaskan sikap kritis PKS atas RAPBN 2016 bukan untuk menjegal Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla (Jokowi-JK).

"Sikap kritis kami merupakan upaya PKS memberikan kontribusi bagi bangsa. Agar APBN 2016 ini lebih kredibel dibandingkan APBN 2015," kata Sohibul Iman saat menyampaikan orasi politik dalam Mukernas ke-4 PKS di Hotel Bumi Wiyata Depok, Selasa (3/11/2015).

Sohibul mengatakan perencanaan APBN harus lebih baik. Aspek-aspek ketidakpastian harus diminimalisir.

"Kita harus pastikan RAPBN kali ini memuat anggaran program-program yang berkesinambungan," ujarnya.

PKS, tutur Sohibul, melalui Fraksi PKS di DPR RI memberikan 18 poin catatan kepada pemerintah terkait RAPBN 2016.

"Poin-poin masukan tersebut menegaskan bahwa PKS tidak menolak RAPBN 2016, melainkan menerima dengan catatan," katanya.

Sedangkan Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie menegaskan tidak ada yang menolak RAPBN 2016.

Berita Rekomendasi

Namun, fraksi-fraksi memberikan catatan yang tidak terpisahkan dalam pengesahan RAPBN 2016.

"Khususnya kita tidak sepakat pemerintah memasukkan PMN dalam APBN 2016 itu. Karena itulah, PMN dalam APBN 2016 dibekukan dan dibicarakan kembali dalam APBNP 2016. Barulah dengan itu, fraksi secara bulat menerima," ungkapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas