Yorrys Tinggalkan Agung, Ical Bilang Demi Bangsa
"Yorrys itu orang yang selalu berpikir pada kepentingan Golkar dan bangsa," kata Aburizal.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Partai Golkar hasil Munas Bali, Aburizal Bakrie, menyambut baik sikap Yorrys Raweyai yang mendukung kubunya.
Karena menurutnya, Yorrys merupakan kader Golkar yang memiliki hak sama dengan politikus partai berlambang pohon beringin tersebut.
"Yorrys itu orang yang selalu berpikir pada kepentingan Golkar dan bangsa," kata Aburizal usai menggelar rapat konsolidasi di Kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Jumat (6/11/2015).
Pria yang akrab disapa Ical itu menuturkan, Yorrys turut ambil bagian dalam rapat yang berlangsung kurang lebih selama satu jam tersebut.
Yorrys, kata Ical di dalam rapat turut memberi masukan agar Golkar melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk bangsa.
"Kita selalu bicara melakukan pendekatan dengan pemerintah," tuturnya.
Sebelumnya, Yorrys Raweyai menegaskan dirinya bukan bagian lagi dari kubu Agung Laksono. Padahal dirinya menjabat sebagai Wakil Ketua Umum hasil musyawarah nasional Ancol yang diketuai oleh Agung Laksono.
"Saya mulai tidak sependapat dengan Pak Agung mulai 9 Agustus (2015), pascapenetapan KPU. Di situ saya ambil garis, saya stop (menjadi kubu Agung)," kata Yorrys di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Bahkan Yorrys menegaskan saat ini tidak berpihak kepada kedua kubu yang berpolemik di internal Golkar. Menurutnya, ia adalah tim penyelamat partai yang tidak berpihak pada Agung maupun Aburizal Bakrie.
"Saya bukan orangnya Agung. Saya bukan orangnya Aburizal. Dari pertama kan saya sudah posisikan sebagai tim penyelamat partai," tuturnya.
Masih kata Yorrys, sebagai tim penyelamat, dirinya ingin agar Golkar menjadi satu kembali. Menurutnya, semua kader Golkar harus berpikiran pada kepentingan partai bukan ego-ego kelompok semata.
"Tanggal 9 Desember tinggal berapa hari lagi? Ini kok masih ribut-ribut," ujarnya.
Terkait dirinya yang tidak sejalan lagi dengan Agung Laksono, karena menganggap mantan Menko Kesra itu mengingkari kesepakatan. Baik Yorrys dan Agung dulu berusaha bagaimana tidak mengakui Aburizal Bakrie karena manajemen yang dibuat dalam memimpin partai.
"Kita (dulu) bersepakat, kita punya idealisme yang sama. Kok kemudian kita mengulangi kesalahan (Aburizal) itu yang dibuat oleh Agung dengan kelompoknya," tandasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.