Mendagri: Gelas Pecahpun Harus Bisa Dideteksi
Tjahjo berharap pihak Kepolisian bisa segera melacak keberadaan sang direktur, dan mengungkap kasus tersebut.
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Seorang Pegawai Negri Sipil (PNS) di Batam, Dwi Djoko Wiwoho diduga terlibat gerakan Islamic State of Iraq and Syria (ISIS). Menteri Dalam Negri (Mendagri), Tjahjo Kumolo mengaku sudah menerima laporan terkait hal itu.
"Tiga hari lalu saya sudah kontak pejabat Gubernur, Kapolda, BIN, Danrem, mencermati perkembangan yang bersangkutan," kata Tjahjo kepada wartawan saat ditemui di Universitas Atmajaya, Jakarta Selatan, Minggu (9/11/2015).
Pemerintah tidak akan gegabah menyikapi kasus Dwi Djoko Wiwoho yang merupakan Direktur Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) Badan Pengusahaan Batam. Tjahjo berharap pihak Kepolisian bisa segera melacak keberadaan sang direktur, dan mengungkap kasus tersebut.
"Yang bersangkutan adalah pejabat otoritas. Harus ada bukti kuat, kita serahkan (penanganan kasusnya) ke Polda," terangnya.
Tjhajo mengaku sudah menginstruksikan jajarannya di di pusat maupun di daerah, untuk mewaspadai masuknya paham-paham radikal ke tubuh pemerintah. Mereka diminta untuk memperkuat kordinasi.
Jajaran pemangku kepentingan di daerah seperti kepala daerah dan kepala lembaga penegak hukum, juga telah diinstruksikan untuk melakukan hal yang sama. Kata Tjahjo instruksi tersebut datang dari Menteri Kordinator Politik dan Keamanan (Menkopolhukam), Luhut Binsar Panjaitan.
"Gelas pecah pun harus bisa dideteksi," terangnya.