Ikut Jatuhkan Rezim Orde Baru, Fahri Hamzah Nilai Soeharto Layak Gelar Pahlawan
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Presiden ke-2 RI Soeharto layak mendapat gelar pahlawan
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Presiden ke-2 RI Soeharto layak mendapat gelar pahlawan. Meskipun, ia mengakui ikut berdemonstrasi menumbangkan rezim Orde Baru yang dipimpin Soeharto.
"Ya sudah Pak Harto layak mendapat gelar pahlawan," kata Fahri di Gedung DPR, Jakarta, Senin (9/11/2015).
Politikus PKS itu mengaku ikut menjatuhkan Soeharto dari kekuasaan. Namun, hal itu sudah selesai ketika Soeharto meninggal. "Saya yang demo," imbuhnya.
Namun, ia menuturkan Soeharto merupakan sosok peletak pondasi pembangunan ekonomi. Selain itu, Fahri juga melihat peninggalan Soeharto berupa infrastruktur termasuk politik yang kuat hingga kini.
"Ada negara yang dipimpin oleh orang yang kita anggap kuat tetapi enggak berikan apa-apa. Semua orang ada saja kelemahannnya. Kalau bicara yang baik Pak Harto juga berikan juga yang baik," katanya.
Sebelumnya, Dewan Gelar Pahlawan Nasional belum akan menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada dua mantan Presiden RI, Soeharto dan Abdurrahman Wahid, pada tahun ini.
Dua gelar pahlawan nasional kepada mantan orang nomor satu di Indonesia itu diendapkan. Dewan Gelar masih menunggu waktu yang tepat untuk menganugerahkan gelar tersebut.
"Diendapkan dan menunggu waktu yang tepat, hanya itu catatan dari Dewan Gelar. Mengapa diendapkan? Silakan dikonfirmasi ke Dewan Gelar," kata Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa setelah mengisi seminar di kampus Universitas Negeri Surabaya, Senin (9/11/2015).
Catatan itu adalah jawaban dari Dewan Gelar setelah kementerian mengirimkan surat baru-baru ini. Tahun depan, Khofifah mengaku akan menanyakan kembali soal perkembangan penganugerahan gelar pahlawan tersebut.
"Setelah rekomendasi dari Dewan Gelar dikeluarkan, baru nanti keputusan presiden (keppres) akan dikeluarkan," ungkapnya.
Dari sejumlah nama yang dibahas, lanjut Khofifah, baru nama Sarwo Edhie yang sudah memiliki rekomendasi dari Dewan Gelar dan sudah memiliki keppres.
"Kalau untuk Sarwo Edhie tinggal menganugerahkan saja," tambah Ketua Umum Muslimat NU ini.
Soeharto adalah presiden kedua RI, sedangkan Abdurrahman Wahid atau lebih dikenal dengan Gus Dur adalah presiden keempat.