Panglima TNI Cek Kapal Perang di Surabaya
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan inspeksi terhadap Kapal Perang Republik Indonesia KRI Karang Pilang-981, KRI Karang Tekok-982, dan
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo melakukan inspeksi terhadap Kapal Perang Republik Indonesia KRI Karang Pilang-981, KRI Karang Tekok-982, dan KRI Teluk Ratai-509 di Koarmatim Dermaga Ujung Surabaya, Kamis (12/11/2015).
Dalam kesempatan itu, Gatot didampingi oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono, Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Ade Supandi, dan Wakil Kepala Staf Angkatan Udara (Wakil KSAU) Marsdya TNI Hadiyan Suminta Atmadja.
Inspeksi yang dilakukan Panglima TNI dalam rangka mengecek kesiapsiagaan seluruh alutsista dan personel TNI, untuk selalu siap dalam melaksanakan setiap kegiatan operasi yang akan digelar TNI.
"Rawatlah persenjataan kita dengan baik, sehingga siap operasional. Sehebat apapun kapal-kapal yang kita miliki, tetapi apabila kita tidak bisa merawatnya maka tidak siap operasional," kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Usai melakukan inspeksi KRI, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo memberikan pengarahan kepada 972 Prajurit TNI AL di Aula Koarmatim Surabaya.
Dalam arahannya Gatot mengatakan bahwa kepercayaan rakyat kepada TNI lambat laun semakin meningkat dan kepercayaan rakyat terhadap TNI pada tahun 2015 menempati urutan tertinggi dibanding instansi dan lembaga negara lainnya.
Profesionalisme prajurit TNI itu telah meningkatkan kepercayaan rakyat Indonesia kepada TNI.
Untuk itu, Panglima TNI mengingatkan untuk menghindari tindakan yang menyakiti hati rakyat demi kepentingan pribadi.
Panglima TNI mengaku telah berkomitmen dengan para Kepala Staf Angkatan untuk tidak melakukan pembelaan sedikit pun bagi prajurit yang melakukan pelanggaran tertentu, bahkan akan diberikan hukuman tambahan, pemecatan.
Alasannya, Panglima TNI lebih mencintai prajuritnya yang berjumlah 400.000 lebih daripada orang perorang yang demi kepentingan pribadinya rela mengorbankan nama baik TNI.
"Yang sangat penting adalah TNI harus unggul, solid, kuat, baik Angkatan Darat, Laut, Udara dan Kepolisian. TNI dan Polri hanya dipisahkan karena reformasi tetapi kita harus kompak bersatu demi NKRI," kata Panglima TNI.