Markus Haluk : 'Dana Darah' Freeport Hina Kami Rakyat Papua
Penulis buku Menggugat Freeport, Markus Haluk mengatakan sangat terhina atas 'Dana Darah' yang diberikan PT Freeport Indonesia yang sudah diberikan se
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Penulis buku 'Menggugat Freeport', Markus Haluk mengatakan sangat terhina atas Dana Darah yang diberikan PT Freeport Indonesia yang sudah diberikan sejak 1996.
Dikatakan Markus Dana Darah atau Bayar Kepala tersebut tidak menyelesaikan akar masalah yang terjadi.
"Kami tidak ingin dibayar oleh uang. Dana Darah Freeport hina kami rakyat Papua," tegasnya di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Jumat (13/10/2015).
Markus mengatakan akibat pengucuran dana tersebut, banyak hal yang akhirnya terjadi.
Seperti, memecah belah suku yang ada dan dinilai telah mengabaikan serta mengaburkan upaya konstitusional yang dituntut atas kehadiran PT Freeport di tanah Papua.
Dia menuturkan bahwa selama dana tersebut diberikan kepada lembaga masyarakat Amungme (Lemasa) dan lembaga pengembangan masyarakat Amungme Kamoro (LPMAK), justru dalam perjalanannya mengubah haluan perjuangan rakyat Papua.
"Sebelumnya banyak yang menentang adanya Freeport di Lemasa dan LPMAK, justru sekarang hanya sebagai pembantu Freeport. Ini sudah tidak benar," ungkapnya.
Markus merencanakan akan mengadvokasi masyarakat untuk membantu menuntut hak-hak yang harus diberikan kepada masyarakat Papua, khususnya pemilik tanah adat yang diklaim Freeport.
"Freeport ini telah memecah-memecah rakyat Papua dan seenaknya, mereka (Freeport) selalu melakukan tawar menawar perjuangan kami dengan uang," terang Markus.