Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politisi PDIP Kecam Serangan di Paris

meski motif dan pelaku dari serangan teror di Paris ini belum jelas, aparat intelijen kita sudah harus mendalami kemungkinan aksi teroris

Penulis: Muhammad Zulfikar
zoom-in Politisi PDIP Kecam Serangan di Paris
TRIBUNNEWS.COM/JEPRIMA
Suasana didalam gedung kedutaan besar Prancis sebelum konferensi pers di Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Sabtu (14/11/2015). Duta Besar Prancis akan memberikan komentar kepada para wartawan tentang insiden serangan teror terhadap warganya di Paris, Prancis, Jumat malam waktu setempat. Tribunnews/Jeprima 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI, Charles Honoris mengecam aksi terorisme ledakan bom di Paris. Menurutnya, aksi teror tersebut adalah perbuatan terkutuk dan tidak manusiawi.

"Tidak ada alasan apapun yang bisa membenarkan aksi teror terhadap warga sipil," kata Charles saat dikonfirmasi, Sabtu (14/11/2015).

Politikus PDI Perjuangan itu menuturkan, meski motif dan pelaku dari serangan teror di Paris ini belum jelas, aparat intelijen kita sudah harus mendalami kemungkinan adanya jaringan teroris dalam negeri yang terkait dengan kelompok pelaku teror di Paris.

"Kelompok-kelompok teroris itu biasanya berjejaring dan keberadaannya tersebar di banyak negara termasuk di Indonesia. Indonesia pun sudah beberapa kali menjadi korban serangan kelompok teror yang memiliki jaringan internasional. Oleh karena itu kerjasama antar negara dalam pemberantasan terorisme harus ditingkatkan," tuturnya.

Kemenlu melalui KBRI Paris lanjut Charles harus memastikan apakah ada WNI yang menjadi korban dalam ledakan tersebut. KBRI harus segera menganalisa situasi di sana untuk segera mengambil kebijakan strategis.

"Jika memang diperlukan pemerintah Indonesia bisa mengeluarkan travel warning sampai situasi di sana benar-benar kondusif," ujarnya.

Lebih jauh Charles mengatakan, KBRI juga harus proaktif berkomunikasi dengan semua WNI disana. WNI yang berada di Paris untuk sementara ini hendaknya waspada dan berhati-hati.

BERITA REKOMENDASI
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas