Digitalisasi Kesehatan Demi Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang Produktif
Kualitas sumber daya manusia saat ini, hingga gen Z menjadi kunci keberhasilan mencapai visi Indonesia emas 2045
Penulis: Erik S
Editor: Eko Sutriyanto
Laporan Wartawan Tribunnews.com Erik Sinaga
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Bonus demografi dengan visi Indonesia emas 2045 menjadi sebuah peluang sekaligus tantangan tersendiri.
Badan Pusat Statistik (BPS) dalam laporan edisi 2023.01-2 bertajuk Bonus Demografi dan Visi Indonesia Emas 2045 menyebutkan bahwa proyeksi penduduk produktif, yaitu dalam rentang usia 15--64 tahun pada 2045 mencapai 65,2 persen dari total jumlah penduduk saat itu.
Sisanya, sebanyak 34,8 persen adalah penduduk tidak produktif dengan rentang usia di bawah 14 tahun dan di atas 64 tahun.
Dari data tersebut terlihat kualitas sumber daya manusia saat ini, hingga gen Z menjadi kunci keberhasilan mencapai visi Indonesia emas 2045.
Untuk menjaga dan menyiapkan SDM yang berkualitas dan produktif, sektor kesehatan menjadi salah satu poin penting.
Menyikapi tantangan dan peluang tersebut Kementerian kesehatan (Kemenkes) telah menyiapkan Strategi Transformasi Kesehatan Digital/Digital Health Transformation Strategy (DHTS) 2025-2029.
Baca juga: Pertemuan Tahunan, AFPPD dan BKKBN Bahas Krisis Demografi, Tantangan Bonus Demografi, dan Penuaan
Dan Getwell Indonesia mengatakan siap berkontribusi menjaga dan menyiapkan sumber daya manusia yang produktif, sehingga berbagai lembaga serta semua sektor usaha dapat tumbuh dengan efektif dan optimal.
“Kami membuat opsi sistem kesehatan di Indonesia, khususnya bagi para pekerja. Karena 70 juta orang yang produktif bekerja lebih rentan tiga kali lipat terkena gangguan kesehatan dibandingkan dengan orang yang tidak bekerja,” kata CEO dan Founder Getwell Indonesia, Andrey R Hidayat. Jakarta, Selasa (5/11/2024).
Andrey mengatakan inovasi yang mereka lakukan akan mendorong pertumbuhan perekonomian ke depan.
Di antaranya perubahan tata kelola dana kesehatan oleh instansi pemerintah, swasta, maupun pihak ketiga seperti asuransi kesehatan.
Andrey menambahkan pihaknya fokus kepada pelayanan yang bersifat promotif, preventif dan kuratif yang mengacu pada protokol kesehatan. Andre bahkan mengutip pernyataan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin.
“Beliau mengatakan bahwa masalah paling besar di Indonesia dalam strategi kesehatan seharusnya menjaga masyarakat kita tetap sehat, buka hanya mengobati orang yang sakit sehingga paradigma lama harus berubah,” paparnya.
Dengan pernyataan Menteri Kesehatan, secara singkat dapat diterjemahkan bahwa dana kesehatan tidak hanya bermanfaat untuk pengobatan orang sakit, namun juga bermanfaat untuk menjaga orang tetap dalam keadaan sehat.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.