Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setya Novanto Akhirnya Mundur dari Ketua DPR

Setya Novanto akhirnya mundur sebagai Ketua DPR

Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Setya Novanto Akhirnya Mundur dari Ketua DPR
Koresponden Tribunnews.com/Richard Susilo
Ketua DPR Setya Novanto 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setya Novanto akhirnya mundur sebagai Ketua DPR menyusul skandal pencatutan nama Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) terkait dengan kasus "Papa Minta Saham" yang masih menggelinding.

Kasusnya semakin liar karena juga menyerempet sejumlah nama, termasuk Menko Polhukam Luhut Binsar Panjaitan (LBP), Darmo, dan bos Freeport Indonesia, Maruf Sjamsuddin.

Kabar mundurnya Setya disampaikan oleh salah satu petinggi Partai Golkar, di mana dia juga merupakan salah satu pengurusnya.

"Setya Novanto telah mundur sebagai Ketua DPR, tapi dia tetap jadi anggota DPR," kata petinggi senior Golkar, Fahmi Idris, sebagaimana dikutip Reuters, Jumat (20/11/2015), yang dikutip Warta Kota.

Sebelum kabar mundurnya Setya diumumkan oleh Fahmi Idris, sejumlah media sosial seperti Facebook, Twitter, WhatsApp, Blackberry Messenger (BBM), ramai menyebarkan video lelucon terkait mundurnya Setya.

Legawa

Mantan Menteri Keuangan era Presiden Soeharto, Fuad Bawazier meminta Setya Novantomundur dari jabatannya sebagai Ketua DPR.

Berita Rekomendasi

Pun begitu dengan Menkopolhukam, Luhut Binsar Panjaitan.

Karena, menurut Fuad, Setya Novanto sebagai pihak yang terlibat dalam dugaan pencatutan nama Presiden dan Wakil Presiden untuk memperoleh saham Freeport.

Sedangkan Luhut, jelas dia, namanya disebut-sebut dalam isi rekaman lobi perpanjangan kontrak Freeport.

"Secara moral politik orang-orang yang tersangkut mengundurkan diri dari jabatannya. Baik Setya Novanto maupun Luhut," tegas Fuad melalui sambungan telepon kepada Tribun, Jumat (20/11/2015) pukul 15:25 WIB.

Sampai selesainya proses pemeriksaan di Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD), Setya Novanto dan Luhut harus memberikan pelajaran etika politik yang baik, mundur sementara dari jabatan masing-masing.

"Harus mundur Setya Novanto dan Luhut sampai pemeriksaan selesai."

"Belajarlah beretika politik yang baik," pesannya.

Fuad juga menyesalkan sikap Ketua DPR RI Setya Novantobertemu petinggi PT Freeport Indonesia.

Apalagi sikap Setya Novanto, Fuad menilai, telah mencoreng muka bangsa ini di mata dunia khususnya Amerika Serikat sebagai negara asal Perusahaan terbuka Freeport.

"Freeport itu, perusahaan terbuka. Kalau ada pengeluaran sebesar yang diminta itu, akan mudah ketahuan dan terlacak oleh badan pengawas Bursa Efek AS," jelas Fuad.

Bahkan, kata dia, pengeluaran sebesar itu juga akan diketahui oleh FBI, dan Ditjen Pajak AS.

"Tindakan ini semakin merosotkan negara kita di mata AS sebagai negara mafio. Malu-maluin itu," tegas Fuad.

Lebih lanjut dia menyayangkan selaku ketua DPR, Setya Novantobertemu dan mencatut nama Presiden dan Wakil Presiden untuk mendapatkan saham dari Freeport.

"Dalam rekaman yang beredar itu kan tidak dibantah oleh Setya Novanto. Tapi, itu bukan bidang tugasnya DPR," ucapnya.

"Tugas DPR itu sudah tertentu, tugas legislasi. Bukan ngurusin yang begini-beginian," katanya.

Sumber: Warta Kota
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas