Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prihatin Pencatutan Nama Jokowi, Haedar: Mundur Pantas Dilakukan Pemimpin yang Bersalah

Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengaku prihatin dengan adanya pencatutan nama presiden Joko Widodo

Editor: Sugiyarto
zoom-in Prihatin Pencatutan Nama Jokowi, Haedar: Mundur Pantas Dilakukan Pemimpin yang Bersalah
TRIBUN/AHMAD ZAIMUL HAQ
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir membubuhkan cap tangan pada selembar kain di Universitas Muhammadiyah (Unmuh) di Surabaya, Rabu (12/8/2015). Pembubuhan cap tangan yang diikuti pegawai dan mahasiswa Unmuh itu dilakukan sebagai pernyataan sikap bahwa Muhammadiyah menolak politik uang atau suap, kampanye hitam, kekerasan, provokasi serta apatisme politik dalam Pilkada 2015. SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ 

Laporan Tribun Jabar Teuku Muh Guci S

TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, mengaku prihatin dengan adanya pencatutan nama presiden Joko Widodo dalam perpanjangan kontrak PT Freeport.

Apalagi pencatutan itu diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto untuk mendapatkan saham dalam perusahaan tersebut.

"Seluruh elit itu harus harusnya mengindahkan etika pemimpin. Pemimpin itu tidak banyak melakukan kegiatan dan tindakan cenderung ke skandal, kontroversi dan menimbulkan pro dan kontra sehingga kehilangan energi," kata Haedar kepada wartawan usai menghadiri acara milad dan silaturahmi Muhamadiyah Kecamatan Cibeunying Kidul di Graha Emerald, Jalan Cimuncang, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu (22/11).

Haedar pun menegaskan, Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) juga harus bersikap objektif dan terbuka menangani kasus pencatutan tersebut. MKD juga harus transparan terhadap publik mengenai penanganannya.

"Semua hal dibuka secara transparan siapa yang berkepentingan dan bermain," ujar Haedar.

Haedar pun meminta kepada semua pemimpin dan elit politik di Indonesia untuk tidak berdusta. Kalaupun ada sikap atau permintaan mundur itu bukan ranahnya.

Berita Rekomendasi

Namun menurutnya hal itu pantas dilakukan kepada pihak yang bersalah tertutama dalam kasus pencatutan nama presiden tersebut.

"Urusan politik kami tidak ikut tapi kami hanya mengurus urusan moral. Maka dari itu etika para pemimpin harus diteggakkan," kata Haedar. (cis)

Sumber: Tribun Jabar
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas