Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Capim KPK Ditanya Soal Kebencian Terhadap DPR

Hal itu ditegaskan Alexander ketika ditanya apakah dirinya memiliki kebencian terhadap DPR

Penulis: Ferdinand Waskita
zoom-in Capim KPK Ditanya Soal Kebencian Terhadap DPR
TRIBUNNEWS.COM/Edwin Firdaus
Suasana fit and proper tes Capim KPK 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Pimpinan (Capim) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menegaskan tidak memiliki kebencian terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).

Hal itu ditegaskan Alexander ketika ditanya apakah dirinya memiliki kebencian terhadap DPR.

"Apakah saya ada kebencian terhadap DPR? Mungkin bapak tidak butuk KPK, apa yang dikerjakan KPK masalah teknis," kata Alexander dalam fit and proper test di ruang Komisi III DPR, Jakarta, Senin (14/12/2015).

Ia menilai‎ Anggota DPR dapat secara politik dapat berdiri dibelakan KPK sehingga komisi antirasuah itu dapat bekerja lebih optimal.

"Kita bekerja profesional," imbuhnya.

Sebelumnya, Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul ‎mempertanyakan apakah Alexander akan membenci DPR bila terpilih menjadi Komisioner KPK.

"Dalam filosofi Ko Ping Ho, diatas langit ada langit, seperti malaikat suci ketika jadi komisioner ada kebencian dengan lembaga kami?" tanya Ruhut.

BERITA REKOMENDASI

‎Ruhut juga mempertanyakan apakah Alexander dapat menunjukkan ketegasan bila terdapat komisioner lain yang tersandung masalah hukum.

"Bapak lebih pantas jadi tokoh agama, karena terlalu baik, apakah bisa tegas ke sesama. Apakah bapak bisa tegas hukum sebagai panglima atau kekuasaan sebagai panglima," ujar Ruhut.

Menanggapi hal itu, Alexander lalu mencontohkan saat menjadi auditor ia melihat temannya yang tidak jujur. Contohnya, Gayus Tambunan.

"Temannya, atasannya masak enggak tahu profil Gayus," imbuhnya.

Ia menilai hal itu bisa dicegah dengan melakukan lifestyle check sebagai diagnosa awal.


"Bisa dilihat kekayaannya tidak sesuai dengan gaya hidup. Ada anomali. Saya yakin kalau hanya mengandalkan KPK jelas tidak mungkin, perlu dibangun sistem pelaporan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas