Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Setya Novanto, Dari Ketua Fraksi Jabat Ketua DPR Lalu Jadi Ketua Fraksi Lagi

Ini kedua kalinya bagi Setya Novanto menjadi ketua Fraksi Golkar di DPR.

Penulis: Hasanudin Aco
zoom-in Setya Novanto, Dari Ketua Fraksi Jabat Ketua DPR Lalu Jadi Ketua Fraksi Lagi
Tribunnews/Valdy Arief
Ketua DPR RI yang telah mengundurkan diri, Setya Novanto memberikan pernyataan permohonan maaf di kediamannya, Jalan Wijaya XIII No. 19, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (16/12/2015) malam. Ia memohon maaf kepada seluruh rakyat Indonesia. Menurutnya, pengunduran dirinya dari jabatan Ketua DPR RI demi kepentingan negara. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mundur dari Ketua DPR RI, akhirnya Setya Novanto kembali dipercaya menjadi Ketua Fraksi Golkar di DPR RI.

Ini kedua kalinya bagi Setya Novanto menjadi ketua Fraksi Golkar di DPR.

Pasalnya sebelum menjabat ketua DPR, dia dipercaya menjadi ketua fraksi pada periode sebelumnya (Tahun 2009 - 2014).

Mencalonkan kembali sebagai anggota DPR dari daerah pemilihan NTT, Setya Novanto terpilih dan pada pemilihan pimpinan DPR tahun 2014 lalu dia dipercaya menjadi ketua Dewan.

Kabar mengenai "turun jabatan" Setya Novanto itu dikemukakan Juru Bicara Partai Golkar Tantowi Yahya ketika dikonfirmasi, Kamis (17/12/2015).

Adapun jabatan ketua DPR yang ditinggalkan Setya Novanto dipercayakan kepada Ade Komaruddin.

"Ade Komaruddin ditetapkan sebagai pengganti Setya Novanto sebagai Ketua DPR. Setya Novanto menggantikan Ade Komaruddin sebagai Ketua Fraksi," kata Tantowi Yahya.

Berita Rekomendasi

Mengenai pertukaran jabatan tersebut, Tantowi beralasan sebagai kader Golkar harus siap ditempatkan dimana saja dengan posisi apapun.

Tantowi menuturkan rapat tidak berlangsung alot karena langsung dipimpin Aburizal Bakrie.

"Alhamdullilah karena pemilihan pengganti domain ketum, tentu saja setelah berkomunikasi dengan unsur-unsur pimpinan di DPP," kata Wakil Ketua Komisi I DPR itu.

Setya Novanto mundur dari ketua DPR setelah diduga terkait skandal "Papa Minta Saham".

Sebelum skandal ini mencuat, Setya Novanto telah banyak disorot atas tindak tanduknya sebagai ketua DPR.

Diantaranya saat bertemu bakal calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik Donald Trump, Kamis 3 September 2015 lalu.

Sejumlah pihak menilai pertemuan itu tidak etis.

Namun Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) yang menyidangkan kasus ini menjatuhkan hukuman sangat ringan bagi Novanto hingga masih tetap bercokol sebagai ketua DPR.

Kini setelah didesak banyak pihak akhirnya Novanto mundur dari ketua DPR.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas