Terduga Teroris di Bekasi Baru Huni Kontrakan Selama Sebulan
Penangkapan pada terduga teroris AN merupakan pengembangan dari penangkapan AH yang ditangkap karena kepemilikan mobil bodong.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, BEKASI - Densus 88 Mabes Polri kembali melakukan penangkapan terhadap terduga teroris di Bekasi, Jawa Barat, Rabu (23/12/2015).
Lokasi penangkapan yakni di sebuah kontrakan H Solihin Jl Duku Jaya Kel Pejuang Kec Medan Satria, Kota Bekasi. Terduga teroris yang ditangkap itu berinisial AN (27).
Kapolri Jenderal Polisi Badrodin Haiti membenarkan adanya penangkapan tersebut. Badrodin melanjutkan penangkapan di Bekasi merupakan pengembangan dari terduga teroris lainnya yang sudah ditangkap sebelumnya.
"terduga teroris ditangkap di Bekasi, penangkapan dan penggerebakan dilakukan oleh Densus 88. Saat ini terduga itu sudah diamankan dan diduga dia telah mempersiapkan aksi teror di Desember 2015," ungkap Badrodin.
Informasi yang dihimpun Tribunnews.com penangkapan pada terduga teroris AN merupakan pengembangan dari penangkapan AH yang ditangkap karena kepemilikan mobil bodong.
AN ditangkap Densus 88 setelah sebelumnya diintai. AN ditangkap di lantai dua kontrakan yang disewanya belum lama ini, atau sekitar sebulan belakangan.
Diketahui AN baru mengontrak di kontrakan tersebut sejak 26 November 2015 dengan biaya sewa Rp 1,5 juta per bulan. Pada sang pemilik kontrakan AN mengaku hendak mencari kerja.
Terpisah, Peneliti terorisme Ridlwan Habib menjelaskan jaringan yang ditangkap Densus 88 itu (AN) masih satu jaringan dengan dua terduga teroris bernama Asep Urip dan Zaenal yang ditangkap di Tasikmalaya, pada Jumat (18/12/2015), sekitar pukul 16.30 WIB.
Ridlwan jelaskan, kelompok teroris ini menyasar komunitas Syiah. Karena itu, dia melihat Natal tahun ini akan aman. Namun dia tetap meminta aparat keamanan tetap mewaspadai gerakan teror kelompok ini.
"Bekasi masih satu jaringan dengan yang Tasikmalaya. Kelompok ini menyasar komunitas Syiah," jelas Peneliti Teroris ini kepada Tribun, Rabu (23/12/2015).
Karena itu dia menilai sudah tepat langkah Polri menetapkan siaga satu jelang perayaan Natal dan Tahun Baru akhir tahun ini.
Sebelumnya, tim dari Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri menangkap sembilan pelaku teror selama tiga hari berturut-turut, pada 18 dan 19, 20 Desember 2015. Sembilan terduga itu di tangkap di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
Mereka ditangkap karena diduga hendak melakukan aksi pada bulan Desember 2015 ini. Badrodin mengatakan, Polri telah mempersiapkan berbagai upaya pengamanan menjelang Natal dan Tahun Baru. Selain itu, sudah disiapkan pula bantuan dari TNI yang siap digerakkan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.