Haul Ke-6 Gus Dur Mengambil Tema "Merawat Tradisi, Merajut Hati"
Indonesia merupakan bangsa yang memiliki toleransi diantara perbedaan satu sama lain.
Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Putri Presiden keempat Republik Indonesia Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid mengatakan peringatan wafatnya Gus Dur tahun ini sengaja mengambil tema 'Merawat Tradisi, Merajut Hati'.
Tema itu diambil untuk mengingatkan semua pihak agar saling menjaga tradisi sebagai sarana silaturahmi.
Menurut wanita yang akrab disapa Yenny Wahid itu, belakangan ini di Indonesia banyak terjadi konflik sosial, ekonomi, politik bahkan agama.
Padahal, kata dia, banyak sarana silaturahmi di masyarakat yang dapat digunakan untuk mencegah konflik tersebut.
"Spirit merajut hati merupakan perjuangan Gus dur sebagai cermin menjaga keberagaman yang mengedepankan wisdom," kata Yenny di sela peringatan Haul 6 Gus Dur di kediamannya, kawasan Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (26/12/2015).
Yenny menuturkan, Indonesia merupakan bangsa yang memiliki toleransi diantara perbedaan satu sama lain. Toleransi itu, kata Yenny, yang membuat iri para pemimpin di luar negeri.
"Banyak pemimpin di dunia yang saya temui mengatakan ingin belajar kemajemukan dan toleransi yang ada di Indonesia. Kita harus berbangga," tuturnya.
Melalui Haul ke-6 Gus Dur, kata Yenny, bisa dijadikan sebagai momentum dan sarana untuk merajut keretakan sosial. Dikatakannya, dalam kondisi rawan konflik memang diperlukan merajut dan merekatkan hati yang retak.
"Kami berharap agar kegigihan sikap Gus Dur memperjuangkan toleransi akan semakin diamalkan di masyarakat. Melalui Haul 6 Gus Dur ini dapat menjadi sarana merajut keretakan sosial," tandasnya.