Bibit Samad Rianto Gabung Gafatar Berawal dari Ajakan Anak Muda di Kolam Renang
Mantan pimpinan KPK, Bibit Samad Rianto hanya bisa menyesali langkahnya pernah bergabung dan menjadi Dewan Pembina organisasi Gafatar.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Bibit Samad Rianto hanya bisa menyesali langkahnya pernah bergabung dan menjadi Dewan Pembina organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar).
Ia pun menceritakan awal dirinya bergabung dengan organisasi terlarang pimpinan Ahmad Moshaddeq tersebut.
Cerita gabungnya Bibit ke Gafatar berawal saat ia bertemu dengan seorang pemuda di kolam renang dekat rumahnya, Ciledug, Tangerang, Banten, pada Januari 2012 silam.
"Pada Januari 2012, saya seminggu sekali suka berenang di dekat rumah saya, ada kolam renang. Saat itu, ada anak muda mendekati saya, dia bilang dia bergabung dengan organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar)," kata Bibit saat ditemui di kantornya, Jakarta, Rabu (13/1/2015).
Pemuda itu mengajak Bibit untuk bertemu dengan Ketua Umum Gafatar Mahful Muis Tumanurung agar mendapatkan penjelasan tentang organisasi tersebut.
Saat itu, Mahful hanya menyebutkan Gafatar yang dipimpinnya adalah organiasi masyarakat yang fokus pada program dan kegiatan sosial.
"Waktu itu, dia (Mahful) menunjukkan foto-fotonya, ada kerja bakti, membersihkan parit dan selokan bersama kodim dan TNI, membantu korban bencana banjir, pengobatan gratis. Saya bilang bagus," ujar Bibit mengenang perkenalannya dengan organisasi Gafatar.
Mantan pimpinan berlatar belakang pensiunan polisi jenderal bintang dua itu, mengaku tergiur bergabung dengan Gafatar karena punya misi mencari massa untuk organisasi yang didirikannya, Gerakan Masyarakat Perangi Korupsi (GMPI).
Ia mempunyai misi mencari massa sebanyak-banyak agar GMPI bisa terbentuk di 34 provinsi.
Akhirnya, Bibit bersedia bergabung dengan Gafatar karena merasa misi organisasi tersebut terbilang baik dan bermanfaat untuk masyarakat.
Tak lama setelah perkenalan organisasi Gafatar, Bibit diminta Mahful untuk menjadi pembicara atau pengisi materi acara seminar, pelatihan dan sarasehan Gafatar.
Bibit menyanggupi karena ia berharap bisa memberikan pengaruh dan menyebarkan materi tentang organisasinya, GMPK.
"Tak beberapa lama, aku diundang menjadi pembicara di seminar dan sarasehan mereka tentang nilai integritas, anti korupsi, nilai kebangsaan dan Pancasila," paparnya.
Bibit baru mengetahui pemuda yang mengajaknya bergabung adalah bagian pengantar surat organisasi Gafatar setelah beberapa kali diundang menjadi pembicara.
"Setelah lama ikut-ikut pertemuan mereka seperti seminar, aku baru tahu anak muda yang ketemu awal di kolam renang itu pesuruhnya Maftul, bagian antar-antar surat undangan ke saya," tuturnya.
Baru pada Januari 2013, akhirnya Mahful meminta Bibit menjadi salah seorang pengurus Dewan Pembina Gafatar.
Bibit menyanggupi permintaan itu dan tidak menaruh curiga sedikit pun.
"Dalam pemikirannya aku saat itu, sepertinya mereka asal menempatkan saya di Gafatar, mungkin itu agar organisasinya lebih berkembang dan kalau ada apa-apa aku bisa dimintai bantuan," tuturnya.
"Saya bilang, Oke lah selama itu bermanfaat untuk bangsa ini, saya bilang siap. Selain itu, saya juga ingin tahu Anda ini siapa dan dapat dana darimana," sambungnya.