Kebiasaan di Gafatar Menggunakan Sapaan 'Bung' dan 'Dinda'
Lisa Sawitri (19), warga Jati Sela, Lombok Barat, NTB, mengaku sempat bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat duduk di bangku SMA
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Mataram — Lisa Sawitri (19), warga Jati Sela, Lombok Barat, NTB, mengaku sempat bergabung dengan Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) saat duduk di bangku kelas III SMA.
Dia ikut bergabung setelah diajak kakaknya, Risman Hafil (23), yang sejak enam bulan lalu pergi meninggalkan rumah.
Kepada keluarga, Risman mengaku tengah ikut mengerjakan proyek pembangunan 25 unit rumah panggung di Ketapang, Kalimantan Barat.
Keluarga khawatir, Risman kembali bergabung dalam Gafatar. Sebab, saat duduk di bangku SMA, Risman sempat aktif dalam Gafatar.
"Sempat ikut Gafatar diajak kakak, tetapi tidak lama saya lalu keluar," kata Lisa.
Dia menuturkan, selama ikut Gafatar, dia memiliki banyak agenda kegiatan. Selain kegiatan sosial, dia juga kerap mendapat ceramah tentang sejarah Indonesia.
Kebiasaan lain di Gafatar, orang-orang di sana kerap menggunakan sapaan "Bung" dan "Dinda".
"Baru ikut sebentar, ada kabar dari teman kalau di sana itu tidak bagus," tuturnya.
Dari sanalah Lisa mulai curiga. Kecurigaan Lisa kian bertambah saat seorang anggota Gafatar menanyakan pendapatnya untuk melepas jilbab.
"Saya bilang enggak maulah," kata Lisa.
Sejak saat itu, Lisa keluar dan tidak lagi datang ke beberapa agenda yang diadakan Gafatar. Namun, meski telah keluar, Lisa mengaku masih sering dihubungi untuk kembali mengikuti agenda Gafatar.
"Masih dicari, tetapi saya enggak pernah mau datang," kata Lisa. (Kontributor Mataram, Karnia Septia)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.