Serangan Teroris Sarinah: Sandera WNA, Tembak Polisi, Hingga Bom Bunuh Diri
"Diduga ledakan bom bunuh diri," ucap Anton di Mabes Polri.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Adi Suhendi
Laporan wartawan Tribunnews.com, Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peristiwa teror di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2015) diawali ledakan yang terjadi di cafe Starbuck.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Anton Charliyan menuturkan ledakan terjadi pertama kali di starbucks yang berada di Gedung Sarinah.
"Diduga ledakan bom bunuh diri," ucap Anton di Mabes Polri.
Saat terjadi aksi bom bunuh diri, dua orang pelaku lainnya berada di depan cafe kopi tersebut dengan menenteng senjata laras pendek dan melakukan aksi penembakan.
Anggota kepolisian yang memang bersiaga di lokasi tersebut mendatangi suara ledakan.
Pelaku lantas menyandera dua orang warga negara asing dan membawanya ke tempat parkir setelah dikepung anggota kepolisian.
"Pada saat ada kesempatan pelaku pun melemparkan dua buah bom ke arah petugas," ujarnya.
Semakin terdesak, pelaku semakin membabi buta melakukan aksi penembakan ke arah petugas hingga akhirnya melukai seorang sanderanya.
"Terjadi baku tembak sampai akhirnya dua pelaku berhasil dilumpuhkan," ucapnya.
Pada saat aksi baku tembak terjadi, tiba-tiba ada pelaku lain menggunakan sepeda motor dan masuk ke dalam pos polisi Sarinah.
Saat itu ada dua orang dan tidak lama pos polisi pun meledak.
"Mereka melakukan bom bunuh diri, akibatnya 5 orang polisi terluka dan saat ini dalam keadaan kritis, termasuk ada satu warga sipil yang menjadi korban," ungkapnya.
26 Orang Jadi Korban
Aksi teror di Sarinah tersebut mengakibatkan 26 orang menjadi korban.
Dari 26 korban, tujuh orang diantaranya meninggal dunia.
"Jumlah korban yang meninggal tujuh orang, sementara korban luka 19, jadi totalnya 26 orang," kata Anton.
Dikatakan dia angka tersebut masih bisa berubah.
"Jumlahnya masih bisa bertambah atau berkurang. Awalnya kan hanya enam, kemudian 17, sekarang jadi 26 orang. Semoga tidak bertambah lagi," ungkapnya.