Pengamanan di RSPAD Gatot Subroto Diperketat
"Tadi di atas penjagaannya ketat. Tadi dua kali diperiksa KTP dan isi tas," ujar Anggun.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berbeda dengan dua rumah sakit lainnya yang menangani korban aksi teror Jakarta Kamis lalu, penjagaan di RSPAD Gatot Subroto Senen Jakarta, Sangat ketat.
Mulai dari pintu masuk, hingga menuju lobi rumah sakit terdapat aparat bersenjata lengkap.
Beredar kabar jika satu dari sembilan orang yang dirawat di rumah sakit milik TNI AD tersebut terdapat salah satu pelaku.
Kepala Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSPAD, Hamid mengatakan banyaknya aparat keamanan disekitar rumah sakit lantaran 9 korban yang dilarikan merupakan korban aksi terorisme.
"Adanya aparat karena di sini ada korban teror bom. Kalau pasien biasa, bukan teror bom saya kira enggak akan begini," kata Hamid.
Hamid pun mengaku tidak mengetahui apakah diantara 9 korban yang dirawat tersebut ada salah satu pelaku. Semua informasi tidak bisa dibuka terkait latar belakang pasien terutama terkait teror bom.
"Intinya pengamanan tersebut telah sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Saat ini pun kami belum tahu apakah kami hanya merawat korban atau pelaku juga, jadi tidak dibuka semua informasi," katanya.
Pengamanan ketat juga dijelaskan oleh Ulfa Sagita (24), teman dari Anggun Artika Sari, salah satu korban selamat aksi teror, Jakarta. Saat menjenguk bersama empat rekannya ke ruang inap lantai 6 RSPAD, pemeriksaan dilakukan sangat ketat.
"Tadi di atas penjagaannya ketat. Tadi dua kali diperiksa KTP dan isi tas," ujar Anggun.
Aparat yang berjaga pun sangat banyak. Selain di lorong terdapat satu orang polisi bersenjata lengkap di ruangan Anggun. Pantauan Tribunnews, tidak semua orang dapat masuk area Instalasi Gawat Darurat. Hanya pejabat dan keluarga dekat saja yang boleh masuk ke IGD. Dua aparat TNI berjaga di gerbang besi setingg dua meter menuju lobi IGD.
Kedatangan sejumlah pejabat pun tidak bisa dipantau media dengan jelas. Sejak pagi sejumlah pejabat datang seperti perwakilan Duta besar Belanda, Sekda DKI Saefullah, dan Menkopolhukan Luhut Binsar Panjaitan.