Polisi Diminta Selidiki Mobil Grand Max yang Ditemukan di Lokasi Ledakan Bom Sarinah
Sebab sangat mustahil, jika para pelaku tiba-tiba muncul tanpa diantar dan dibiarkan tanpa dijemput usai melakukan misinya.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil Grand Max yang diduga digunakan para pelaku teror di Jl Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (14/1/2016), lalu hingga saat ini masih terparkir dan diamankan di Polda Metro Jaya.
Keberadaan mobil ini dicurigai karena mobil terparkir di tempat kejadian perkara sebelum dan setelah kejadian teror yang menewaskan delapan orang dan puluhan lainnya luka-luka.
"Mobilnya saya amankan di Polda. Mobil kami curigai karena di parkir di sana dari pagi. Kami masih cek keterkaitannya, STNK mobil sudah kami dapatkan," ujar Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Krishna Murti kepada Tribunnews.com, Minggu (17/1/2016) malam.
Krishna menambahkan pihaknya masih mendalami dan berupaya melakukan pengecekan dengan memeriksa pemilik mobil mengenai mengapa mobil berada disana, siapa yang membawa dan apa keperluannya.
Terpisah, Indonesia Police Watch (IPW) berpesan Polri harus mencari tahu, siapa tim pengantar dan siapa tim penjemput para pelaku serangan teror di Jl Thamrin.
Sebab sangat mustahil, jika para pelaku tiba-tiba muncul tanpa diantar dan dibiarkan tanpa dijemput usai melakukan misinya.
Tidak hanya itu, IPW juga memberi apresiasi pada kinerja Polri dalam mengatasi serangan teror di Jl Thamrin.
Namun, IPW berharap Polri mencermati CCTV dan semua rekaman gambar di sekitar TKP untuk mencari tahu, kapan rombongan pelaku tiba dan apakah ada tim penjemput untuk membawa (escape) para pelaku dari TKP setelah melakukan serangan.
Walaupun teror ini merupakan aksi bom bunuh diri, tapi sangat mustahil jika para pelaku dibiarkan datang sendiri dan tidak disiapkan tim penjemput.
Apalagi polisi sudah menyebutkan ada mobil berplat D yang diduga mengantar para pelaku.
"Pertanyaannya mobil itu milik siapa? Dengan terlacaknya tim pengantar dan tim penjemput akan makin mudah bagi Polri untuk membongkar jaringan teroris super nekat ini," tegas Neta S Pane, Ketua Presidium IPW.