Eks Anggota Gafatar Stres karena Merasa Diperlakukan Seperti Musuh Negara
Eks anggota Gafatar merasa trauma dan stres karena dianggap musuh di negeri sendiri.
Editor: Gusti Sawabi
Tribunnews.com, Jakarta - Ratusan mantan pengikut organisasi Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar), sejak Sabtu (23/1/2016) ditampung di Rumah Perlindungan Trauma Center (RPTC) Kementerian Sosial, Bambu Apus, Cipayung, Jakarta Timur.
Eks anggota Gafatar merasa trauma dan stres karena dianggap musuh di negeri sendiri.
Dengan alasan itu pula, rasa takut melanda bila bertemu orang asing. Mereka tidak mau ditemui selain oleh kerabat dan petugas Kemensos.
"Mereka itu enggak mau ditemui, ketakutan begitu. Bahkan saya saja enggak diperbolehkan ke sana," kata Kepala Kepolisian Sektor Cipayung, Komisaris Ana Rohana kepada Warta Kota, Minggu (24/1/2016).
Menurut perwira polwan itu, para mantan Gafatar ini juga mengeluhkan perlakuan masyarakat terhadap mereka. Padahal, mereka ini hanya korban dari sebuah ajaran.
"Mereka trauma, merasa tertekan. Kata mereka (eks Gafatar), 'kami kan bukan teroris, Bu'," ucap Ana menirukan keluhan mantan Gafatar.
Pantauan Warta Kota, sore itu pintu gerbang setinggi 2,5 meter dan memiliki panjang 10 meter tampak tertutup rapat. Gerbang hanya dibuka bila ada mobil atau motor petugas yang masuk. Orang luar hanya dapat mengintip bagian dalam RPTC melalui celah sempit di pintu gerbang.
Di dekat pintu gerbang terdapat pos keamanan. Belasan polisi dan petugas keamanan RPTC tampak berjaga-jaga di sekitar pintu gerbang.
Melalui celah sempit, dapat terlihat bahwa RPTC Kemensos ini berdiri di atas lahan yang luas, sekitar 10.000 m2.
Sebagai rumah aman (safe house), RPTC menerapkan sistem keamanan ketat. Seluruh area RPTC dibentengi pagar seluas kira-kira 2,5 meter. Di beberapa sudut dipasangi kawat berduri.
Kira-kira 100 meter dari pintu gerbang RPTC ada sebuah bangunan berbentuk rumah besar. Rumah itulah bangunan utama sekaligus tempat penampungan para eks Gafatar.
Hanya saja, aktivitas para eks Gafatar tidak dapat terpantau karena mereka semua berada di dalam ruangan bersama-sama dengan petugas konseling dari Kemensos. Hanya beberapa petugas kepolisian yang tampak lalu lalang di luar bangunan besar itu.
"Memang, yang di dalam cuma orang-orang dari Kementerian Sosial saja. Kami dari kepolisian cuma bisa di sini, membantu mengamankan," bilang Kapolsek.
Mensos Khofifah Indar Parawansa pernah mengatakan bahwa RPTC termasuk kategori save house. Karena itu, setiap orang yang ditampung di RPTC tidak boleh diekspos.
Sebagai informasi, eks Gafatar terbang dari Kalimantan Barat menggunakan tiga pesawat terbang. Yakni penerbangan menggunakan Lion Air JT-2711 pukul 03.00-04.30.
Kemudian, Lion Air JT-2713 pukul 04.00-05.30 dan Lion Air JT 2719 pukul 04.15-05.45.
Gelombang pertama tiba pukul 05.00 di RPTC Kemensos, Cipayung, sebanyak 158 orang menggunakan tujuh bus.
Kemudian, gelombang dua menggunakan dua bus tiba pukul 08.05 sebanyak 294 orang. Gelombang tiga sebanyak 114 orang, tiba di PSBI 2 Ceger pukul 07.30.
Mereka kebanyakan berasal dari Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Banten. (Gopis Simatupang)