Lagu D'Massiv ''Jangan Menyerah'' Jadi Pembuka Pleidoi Jero Wacik
Tak ada manusia yang terlahir sempurna...
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jero Wacik membacakan nota pembelaan (pleidoi) atas tuntutan jaksa yang menuntut hukuman sembilan tahun penjara.
Sebelum membacakan berkas setebal lebih dari 100 lembar itu, tiba-tiba lagu dari band D'Massiv yang berjudul "Jangan Menyerah" melantun di ruang sidang.
"Tak ada manusia yang terlahir sempurna..." petikan lirik itu melantun dari pemutar musik di telepon genggam penasihat hukum Jero.
Selama lagu tersebut melantun, Jero membacakan liriknya seperti membaca puisi. Lagu tersebut melantun selama kurang lebih satu menit.
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Jero mengaku hampir setiap hari mendengarkan lagu itu di balik sel Cipinang.
"Itu membuat saya sabar dan tak pernah putus asa. Jangan menyerah, seperti lagu D'Massiv," kata Jero.
Tidak sampai di situ, sebagai penutup sidang, Jero kembali menyanyi. Kali ini, ia menyanyikan lagu "Indonesia Pusaka".
Jero menganggap lagu ini tepat untuk mewakili apa yang dia rasakan saat ini.
"Sering saya merenungi nasib, kok saya di penjara ya. Ini lagu yang selalu saya nyanyikan kalau saya lagi galau," kata dia.
Jero sengaja memilih musik sebagai media pengantar nota pembelaannya.
Menurut dia, musik adalah salah satu kekayaan budaya.
Ia menilai, sesuatu yang disampaikan dengan musik akan dipandang indah oleh orang lain.
"Karena itu, saya ingin pleidoi saya indah," kata Jero.(Ambaranie Nadia Kemala Movanita)