Marak Lelucon Bom di Pesawat, Fenomena Masyarakat yang Tengah "Sakit"
Lelucon membawa bom di dalam pesawat dianggap sebagai bagian dari fenomena masyarakat yang tengah "sakit".
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lelucon membawa bom di dalam pesawat dianggap sebagai bagian dari fenomena masyarakat yang tengah "sakit".
Banyaknya persoalan yang ada, membuat masyarakat tidak mampu lagi mengendalikan sikap dan perilakunya.
Demikian disampaikan Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM) Sunyoto Usman, saat dihubungi Jumat (29/1/2016).
Sakit tersebut, lanjut dia, mengartikan bahwa masyarakat Indonesia terlalu banyak dirundung permasalahan, mulai dari masalah keluarga, pertemanan, hingga isu-isu bermuatan politis yang berkembang di sekitarnya.
"Misalnya ada tokoh agama korupsi. Itu kan sudah di luar nalar dan norma, nilai yang biasa kita dengar dan yakini," ucap Sunyoto.
Sunyoto yakin bahwa lelucon membawa bom itu tidak akan menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Dia pun meminta agar pemerintah tidak perlu menanggapi serius lelucon bom itu.
Apabila ada ancaman bom dari seseorang, lanjut Sunyoto, aparat kepolisian bisa saja menelusurinya. Namun, dia menyarankan agar hal tersebut tidak perlu diekspos ke publik agar tidak menimbulkan keresahan.
"Sebenarnya kan ingin membuat lelucon saja. Cuma oleh pemerintah ditanggapi sangat serius. Seharusnya tidak perlu terlalu serius," ujar dia.
Kebiasaan bercanda tersebut, menurut Sunyoto, juga tak berhubungan dengan takut atau tidak takutnya masyarakat dengan ancaman teror bom.
"Enggak ada hubungannya. Joking saja. Kebetulan kemarin baru ada bom, jadi dipakai," ujar Sunyoto.
"Jokes seperti itu nanti akan diganti juga dengan yang lain," sambung dia.
Sebelumnya, ancaman bom terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Kamis (28/1/2016) kemarin. Salah seorang penumpang maskapao Cathay Pacific CX718 rute Jakarta-Hongkong mengaku bawa bom.
Akibatnya, penerbangan sempat tertunda sekitar 30 menit dari jadwal keberangkatan yang seharusnya, yakni pukul 08.20 WIB. Setelah diperiksa beberapa jam, Djoni tidak dikenai sanksi.
Djoni mendapat peringatan keras dari pemeriksanya, penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) otoritas Bandara Soekarno-Hatta, serta batal terbang ke Hongkong.
Kejadian serupa lainnya terjadi di Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM) Blang Bintang Aceh Besar, pada Jumat (15/1/2015). Muhammad Study (42), warga Aceh Singkil yang bercanda membawa bom ke dalam pesawat.
Saat itu ia bercanda dengan mengatakan, "Mbak bom saya ini taruh di mana?"
Candaannya didengar pramugari dan segera dilapor ke kapten pilot. Karena ulahnya saat itu, pesawat yang hendak terbang ke Jakarta pada pukul 16.30 WIB terpaksa ditunda hingga malam hari.
Penulis : Nabilla Tashandra
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.