Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dita Gelar Pertemuan Tertutup di Komnas Perempuan

Tidak banyak komentar di keluarkan perempuan kelahiran 7 Agusutus 1988 tersebut‎.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Dita Gelar Pertemuan Tertutup di Komnas Perempuan
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Dita Aditia memberi keterangan atas penganiayaan terhadap dirinya di LBH Asosiasi Perempuan Indonesia untuk Keadilan (Apik), Jakarta, Senin (1/2/2016). Dalam kedatangannya, Dita bermaksud mengadukan dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anggota DPR dari Fraksi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu. TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Usai mendatangi LBH Apik di Kramat Jati Jakarta Timur, Dita Aditia Ismawati (27) yang menjadi korban dugaan penganiayaan atasannya‎ mendatangi Komnas Perempuan, Senin (1/2/2016).

Di LBH Apik, Dita yang berprofesi sebagai asisten pribadi ini menceritakan kronologis dugaan penganiayaan yang dilakukan oleh anggota DPR, Masinton Pasaribu.

Di Komnas Perempuan Dita yang merupakan kader Partai NasDem ini menceritakan kronologis pemukulan oleh Masinton secara tertutup.

Dari bilik kaca, Dita yang mengenakan kemeja hijau rok bercorak batik tampak menceritakan kronologis penganiayaan dengan dibantu gestur tubuhnya.

Tidak banyak komentar di keluarkan perempuan kelahiran 7 Agusutus 1988 tersebut‎.

Saat keluar dari kantor Komnas Perempuan, dikawal kerabatnya ia langsung menaiki mobil sedan hitam yang sudah menunggu di pelataran parkir Komnas Perempuan.

Sekretaris DPW dan juga anggota Divisi Bantuan Hukum Nasdem, Wibi Andrino mengatakan kedatangan Dita ke Komnas Perempuan untuk meminta dukungan kasus penganiayaan yang sudah dilaporkan ke Bareskrim Mabes Polri tersebut.

Berita Rekomendasi

Selain itu juga meminta bantuan kepada Komnas Perempuan agar kasus penganiayaan yang terjadi tidak dipolitisir.

"Meminta support karena Komnas Perempuan kan punya ruang lingkup pekerjaan yang sudah diatur. Supaya enggak dipolitisir lah, dia menerima kok. Tindak lanjutnya tentu bekerjasama dengan Bareskrim," ujar Wibi di Komnas Perempuan.

Sementara itu Komisioner Komnas Perempuan Indrayati Suparno ‎mengatakan dalam pertemuan tersebut pihaknya telah mendengar kronologis dugaan penganiayaan yang terjadi. Dari cerita pengakuan tersebut menurutnya, Komnas Perempuan akan membantu komunikasi Dita dengan penegak hukum.

‎"Karena sudah diproses hukum maka dukungan kita komunikasi dengan pihak-pihak yang sudah didatangi korban," paparnya.

Menurutnya tidak akan ada proses mediasi dengan terduga pelaku penganiayaan, Masinton Pasaribu.

Selain tidak ada permintaan dari Dita, dugaan penganiayaan tersebut telah masuk ranah hukum.

‎"Tdak ada permintaan (mediasi) seperti itu karena dia hanya minta dukungan terhadap kasus. Karena mereka sudah mengadukan ke LBH dan Mabes Polri otomatis yang kami lakukan hanya memberi dukungan terutama untuk komunikasi dengan mabes Polri," pungkasnya.

‎Sebelumnya Dita menceritakan kronologis pemukulan dirinya oleh Masinton yang terjadi Kamis lalu (21/1/2016). Dita mengaku dua kali dipukul oleh Masinton sehingga menyebabkan daerah sekitar mata sebelah kananya memar dan lebam.

Sementara itu saat dihubungi wartawan Minggu kemarin (31/1/201/)‎, Masinton Pasaribu
membantah‎ telah melakukan penganiayaan terhadap staf ahlinya Dita Aditya (27). Ia menduga ada motif politis dibalik pelaporan dirinya ke Bareskrim Polri oleh staff tersebut.

"Ini berarti kita sudah tahu motifnya politis. Aku dituduh memukul dia. Ini pembunuhan karakter," kata Masinton.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas