Soal Kereta Cepat, Fahri Hamzah: Rini Soemarno Berpotensi Langgar Konstitusi
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Menteri BUMN Rini Soemarno berpotensi melanggar konstitusi
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
![Soal Kereta Cepat, Fahri Hamzah: Rini Soemarno Berpotensi Langgar Konstitusi](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/presiden-hadiri-groundbreaking-kereta-cepat_20160121_211041.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai Menteri BUMN Rini Soemarno berpotensi melanggar konstitusi dalam proyek kereta cepat Jakarta-Bandung.
"Kalau kata Bu Mega (Megawati Soekarnoputri) soal haluan negara, ya dia (Rini) melanggar haluan negara," kata Fahri di Jakarta, Minggu (31/1/2016).
Ia mengingatkan adanya kekeliruan memaknai pasal 33 UUD 1945 serta UU BUMN. Dimana terdapat makna penguasaan terhadap bumi dan air untuk kesejahteraan rakyat.
"BUMN ini menyebarkan kesejahteraan, bukan berbisnis, tugasnya menyebarkan kesejahteraan, itu tugas BUMN, bisnis itu salah satu saja metodenya, kadang-kadang menyalurkan subsidi atau CSR, itu tugas BUMN," kata Fahri.
Tetapi, kata Fahri, secara tiba-tiba Presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Rini Soemarno melakukan business to business (B to B) dalam proyek kereta cepat. Ia menegaskan tidak ada B to B kepada BUMN. "Itu mustahil," imbuhnya.
Politikus PKS itu menilai PTPN digandeng dalam kerjasama pembangunan kereta cepat dengan perusahaan China agar mudah memiliki akses pada tanah negara. "Mana B to B nya, enggak bisa dihitung dengan rupiah, omong kosong. Asetnya punya kita semua. Kalau tanah rakyat pasti susah melakukan penggusuran. Ini mau enaknya saja. Ini kekeliruan Menteri BUMN," ujarnya.
Fahri juga mengatakan Jakarta-Bandung telah memiliki transportasi yang komplit. Mulai dari pesawat terbang, bus maupun kendaraan lainnya. Ia menyarankan proyek kereta cepat itu mengambil trayek Jakarta-Banyuwangi atau Banten-Banyuwangi.
"Ada mobilitas dari ujung ke ujung, lalu masuk ke Sumatera. Baru ke Kalimantan. Ini menyebabkan kita harus menolak (Jakarta-Bandung). Presiden Jokowi harus menjelaskan ulang program infrastrukturnya," imbuhnya.