Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Ahli Neurolog : Hanya Bakat yang Bisa Menjadikan Seseorang Kelainan Orientasi Seksual

Ryu menjelaskan bahwa semua manusia di bumi ini, saat masih berada di kandungan sebelum minggu ke 6

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Ahli Neurolog : Hanya Bakat yang Bisa Menjadikan Seseorang Kelainan Orientasi Seksual
paigeeworld.com
Ilustrasi 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --Ahli Neurolog, dr. Ryu Hasan menjelaskan bahwa seseorang bisa memiliki orientasi seksual Lesbia, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) berawal dari adanya bakat yang didapat semenjak lahir. Adanya kekurangan atau kelebihan hormon Estrodial dalam kandungan.

"Ada yang Estrodialnya berlebihan, ada yang kekurangan. Makanya memang berbeda-beda tergantung dari pada saat di kandungan. Nah, bakat itu berawal dari situ," ujarnya di Kantor LBH, Jakarta, Selasa (9/2/2016).

Menurutnya, bakat tersebut dapat tercipta jika ada hal-hal yang memicu. Bagaimanapun, jika bakat tersebut tidak ada pemicunya, maka bakat tersebut tidak akan muncul secara alamiah. Kelompok LGBT saat ini, merupakan orang-orang yang mempunyai bakat tersebut dan terpicu.

Ryu menjelaskan bahwa semua manusia di bumi ini, saat masih berada di kandungan sebelum minggu ke 6, mempunyai jenis kelamin wanita, tanpa terkecuali. Kemudian, minggu berikutnya, baru dapat dibedakan antara perempuan atau laki-laki tergantung dari resapan testoteron yang diserap oleh ibunya.

Dia juga mengatakan bahwa tidak ada manusia yang 100 persen laki-laki dan 100 persen perempuan, dan tidak mungkin jika laki-laki yang mempunyai testoteron tinggi, kemudian bisa serta merta menjadi perempuan.

"Ada yang melihat pria kemayu, mempunyai anak ada, ada yang pria kelihatannya tegap dan ototnya besar, tapi orientasi seksualnya juga terhadap pria juga ada. Banyak malah," tambahnya.

Berita Rekomendasi

Namun, dirinya tidak menyangkal bahwa LGBT mempunyai banyak pertentangan karena masyarakat masih menganggap hal tersebut tabu dan menyimpang dari adat yang ada saat ini.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas