Tokoh Muda Dinilai Berpeluang Jadi Ketua Umum Golkar
Masih sulit memprediksi siapa pemenang Munas Golkar.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Partai Golkar tinggal menghitung hari.
Ketua Umum Golkar Aburizal Bakrie (Ical) sudah memastikan tidak akan maju lagi. Walhasil, seluruh kader berpeluang untuk merebut kursi satu Partai Beringin.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Gun Gun Heryanto menyarankan agar tokoh-tokoh muda Golkar maju bertarung untuk merebutkan kursi ketua umum. Sebab, mereka sangat menentukan bagi jalannya estafeta organisasi politik yang sudah ada sejak orde baru ini.
"Seluruh kader yang berumur 40-60 tahun mempunyai peluang besar untuk menduduki ketua umum demi kemajuan partai ke depan," ujar Gun Gun saat dihubungi, sabtu (13/2/2016).
Gun Gun menilai, peluang tokoh muda Golkar seperti Idrus Marham, Mahyudin, Setya Novanto, Fadel Muhammad, Azis Syamsuddin hingga Bupati Tangerang Zaki Iskandar masih sama besar.
Namun, peluang mereka yang menduduki pimpinan di organisasi sayap Golkar seperti, Kosgoro maupun Soksi seperti Azis Syamsuddin dan Ade Komaruddin sedikit lebih baik dibanding lainnya.
Pasalnya, mereka mempunyai jejaring kader hingga bawah.
"Tapi ini bukan jaminan mereka akan menang," tegas dia.
Yang pasti, lanjut Gun Gun calon Ketum yang rajin turun ke daerah dan sering bertatap muka dengan pemilik suara yaitu pimpinan DPD I dan DPD II Golkar yang akan unggul.
"Sekarang semua calon harus tebar pesona ke pemilik suara agar bisa memenangkan pertarungan," sebut dia.
Sedangkan peluang Setya Novanto, kata Gun Gun juga cukup berat karena namanya terus dikait-kaitkan dengan kasus Papa minta saham.
"Novanto harus bisa membersihkan namanya dan betul-betul tidak terkait dengan kasus tersebut bila ingin memenangkan pertarungan," saran dia.
Bagaimana dengan Zaki Iskandar? Gun Gun melihat peluangnya juga cukup baik karena saat ini menjabat sebagai pemimpin daerah yaitu Bupati Tangerang.
"Tapi afiliasi terhadap pemilik suara di DPD I dan DPD II masih kurang dan ini harus diperbaiki secepatnya bila ingin menang," ujarnya.