Pria Jombang Ngaku 'Nabi Isa' Bukti Makin Banyak Orang Stress
Ia melihat fenomena itu memperlihatkan semakin banyak orang depresi.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VIII DPR Sodik Mujahid angkat bicara terkait adanya warga Jombang, Jawa Timur yang mengaku sebagai Nabi Isa.
Ia melihat fenomena itu memperlihatkan semakin banyak orang depresi.
"Semakin banyak orang stress dan orang itu pernah sedikit belajar agama maka pelampiasan stress-nya bernuansa agama," kata Sodik ketika dikonfirmasi, Kamis (18/2/2016).
Ia menuturkan pendidikan agama meskipun tingkat dasar harus memberikan pondasi yang kuat dari segi pemahaman dan penguatan mental.
Ia pun meminta reaksi ulama dan pemerintah tidak berlebihan terkait kasus aneh seperti orang yang mengaku Nabi Isa.
"Dari sisi konsep sangat aneh serta tidak membuat keresahan yang masif maka reaksi ulama dan pemerintah proporsional dan sewajarnya saja," kata Politikus Gerindra itu.
Meskipun tidak boleh berlebihan, Sodik meminta pihak terkait melakukan deteksi sedini mungkin.
Hal itu dilakukan agar pemerintah tidak kecolongan dan bertindak ketika membesar yang membuat kehebohan.
"Ya mirip Mussadeq tinggal di kaji kemampuan organisasi dan dukungan logistik," kata Sodik.
Sebelumnya diberitakan Tribunnews.com, Majelis Ulama Indonesia Jombang secepatnya akan mengklarifikasi Jari bin Supardi (44) yang mengklaim mendapat wahyu dari Allah SWT.
Warga Dusun Gempol, Desa Karangpakis, Kecamatan Kabuh ini belakangan bikin heboh.
Ia mengaku menerima wahyu sebagai perintah untuk menjadi tanda akhir zaman, yang diyakini sebagai turunnya Nabi Isa di muka bumi.
Jari mengaku bergelar Isa Habibullah alias Isa kekasih Allah.
Gelar Isa Habibullah ini untuk membedakan Isa Almasih yang hidup sebelum masa Nabi Muhammad.
Sekretaris MUI Jombang, KH Junaidi Hidayat, mengatakan Jari memang mengaku menerima wahyu dan kemudian menyebarkannya.
Hal tersebut jelas kebohongan dan sesat.
Menurut dia, zaman sekarang sudah tidak ada orang yang menerima wahyu dari Allah.
Karena yang terakhir kali menerima wahyu dari Allah adalah Nabi Muhammad.
"Setelah itu tidak ada wahyu dari Allah. Kalau ada yang mengaku menerima wahyu itu kebohongan besar. Apalagi dia memosisikan sebagai Nabi Isa," kata Junaidi, Rabu (17/2/2016).