Jelang Munas, Akom Minta Kader Golkar Tidak Munculkan Konflik Baru
Akom juga selalu menyerukan di setiap silaturahmi, soal perlunya membangun soliditas partai.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jelang pelaksanaan Musyawarah Nasional (Munas)partai Golkar, Ade Komaruddin mengimbau kepada seluruh kader agar bisa menahan diri dengan tidak memberikan komentar-komentar yang kontroversial dan memunculkan konflik dan masalah baru.
"Saya mengimbau kepada teman-teman di Partai Golkar untuk bisa melaksanakan munas yang demokratis, rekonsiliatif dan berkeadilan serta menahan diri untuk memberikan komentar-komentar yang membuka peluang lahirnya konflik baru," ujar Politikus Partai Golkar tersebut dalam keterangannya, Sabtu (20/2/2016).
Akom sapaan akrab Ade Komaruddin juga menyatakan bahwa perlunya Golkar membangun relasi dan posisi politik yang produktif dengan pemerintah.
Titik tekannya adalah hubungan itu harus menempatkan kepentingan rakyat, bangsa, dan negara pada skala prioritas utama.
Akom juga berbicara tentang perlunya kegotong-royongan seluruh kader Partai Golkar untuk membangun kebersamaan dalam menghadapi situasi saat ini.
Maka Akom juga selalu menyerukan di setiap silaturahmi, soal perlunya membangun soliditas partai.
"Soliditas untuk kembali bersatu dalam semangat rekonsiliasi, dan melupakan semua perbedaan, perselisihan, dan perpecahan yang pernah ada. Sehingga jalannya organisasi Partai Golkar berjalan solid," tegasnya.
Ade Komaruddin juga sempat bersilaturahmi dengan pengurus DPD Golkar di Jawa Tengah dan Sumatera Barat.
Dalam setiap silaturahmi, Ade ditemani oleh para anggota Tim Pendukungnya seperti MS Hidayat dan Bambang Soesatyo.
Silaturahmi itu diwujudkan dalam kegiatan penyampaian visi misi, diskusi, hingga saling menyampaikan apa yang selama ini dirasakan.
Kata Akom, dirinya selalu berbicara soal tantangan yang dihadapi partai, sekaligus prinsip yang sebaiknya dipegang Golkar ke depan.
"Misalnya saya membicarakan apa yang harus dilakukan dan harus dicapai Partai Golkar ke depan menghadapi Pilkada Serentak 2017, 2018 dan Pemilu 2019," kata Akom.
"Harus ada sinergi untuk menciptakan iklim politik yang kondusif dan stabil sehingga proses kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan baik," tambah Akom.
Pria asal Purwakarta, Jawa Barat itu menambahkan bahwa setiap silaturahmi tentu takkan melupakan diskusi soal kondisi Golkar saat ini, krisis karena belum mendapatkan pengesahan dari Pemerintah.
Akom menegaskan sikapnya yang disepakati di dalam tiap pertemuan bahwa Partai Golkar harus keluar dari kondisi tersebut. Dan harus ada solusi politik untuk menyelamatkan kepentingan yang lebih besar yaitu eksistensi Partai Golkar.
"Karena banyak agenda besar politik yang hanya bisa dilakukan oleh Partai Golkar yang legitimasi hukum pengurusnya mendapatkan pengakuan dari Pemerintah," tukas Pria yang dikenal sebagai 'Koboi Senayan' itu.
Tak lupa Akom selalu menyampaikan rasa terima kasihnya atas kesempatan yang diberikan Aburizal Bakrie untuk menjadi Ketua DPR RI. Sehingga dirinya didukung penuh oleh semua fraksi pada saat prosesnya.
Ade Komaruddin adalah salah satu calon ketua umum Golkar yang akan bertanding melawan calon lainnya. Sebut saja Setya Novanto, Aziz Syamsuddin, Idrus Marham, Mahyudin, Nurdin Halid, dan Indra Bambang Utoyo.