Drone Pesanan Kemenhan Sudah Tahap Finishing Pembuatnya Yulian Paonganan
Yulian Paonganan alias Ongen, sang Maestro Drone yang ditahan atas dugaan melanggar UU Pornografi dan UU ITE
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Yulian Paonganan alias Ongen, sang Maestro Drone yang ditahan atas dugaan melanggar UU Pornografi dan UU ITE karena di twittet dan FB memposting foto Jokowi dan Nikita, tetap bertanggung jawab dengan ciptaannya itu.
Tanggungjawabnya dia tunjukan dengan merampungkan drone pesanan Kementerian Pertahanan.
Saat ini, pesanan Kemenhan sudah mencapai 80 persen dan ditargetkan akan diserahkan akhir Maret.
Seperti disampaikan oleh salah satu staf Ongen, Adhitya Anantaka yang mengatakan 3 unit pesanan Kemenahan diantanya dua unit untuk pengawasan perbatasan darat dan satu unit khusus untuk pengawasan ZEE Natuna sudah proses akhir.
“Kita berkomitmen akhir Maret ini Drone sudah bisa diserahkan ke Kemenhan, dan setiap jam besuk tim teknis gantian konsultasi langsung ke Pak Ongen di tahanan Bareskrim Mabes Polri", ujar Adhitya saat dihubungi wartawan, Jumat (4/3).
Dijelaskan oleh Adhit biasa disapa, Drone buatan Ongen yang untuk perbatasan memiliki dimensi wing spans (bentang sayap) 4.2 meter, sedangkan untuk ZEE Natuna ukuran lebih besar memiliki wing spans 6.4 meter.
“Setiap unit terdiri atas satu mobile GCS ( Ground Control Station) dan dua set pesawat. Mobile GCS utk drone perbatasan berupa truck box yang dilengkapi perangkat system control monitor, sedangkan mobile GCS utk drone pengawasan ZEE Natuna berupa kapal karena akan lebih banyak di operasikan di laut,” bebernya.
Saat ditanya mengenai kemampuan Dronenya, Adhit menjelaskan kemampuan drone OS-Wifanusa nama dari drone buatan ongen itu miliki kemampuan terbang hingga mencapai 10 jam nonstop dengan jarak tempuh mencapai 1000 km. “Drone ini juga dilengkapi kamera system canggih dan autonomous system tercanggih saat ini buatan Kanada,” terangnya.
Adhit juga mengatakan salah satu kelebihan Drone buatan Ongen ini adalah mampu take off dan landing di darat dan di air. “Kita sudah beberapa kali melakukan uji coba di waduk Jatiluhur. Semuanya, berajalan sempurna,” tegasnya.
Sekadar catatan, Ongen telah melakukan riset untuk membuat drone dengan nama OS-Wifanusa selama hampir 1,5 tahun. Melalui Indonesia Martim Institute Ongen melakukan riset tersebut dan telah membuat pesawat flyingboat prototipe skala 1:3 yang berhasil terbang sempurna dan ini yang dijadilan drone atau pesawat tanpa awak. Kini, selain mengerjakan drone pesanan Kemenhan, juga tetap merampungkan prototipe skala 1:1 yang nantinya bisa diawaki empat orang.
Untuk Drone tersebut sudah lukus uji sertifikasi dari litbang TNI AL dan sertifkat TKDN 28.01 persen dari Kemenperin.