Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Petugas Dukcapil akan Keliling Mal

Raker Kemendagri menghasilkan terobosan baru. Utamanya mengenai pelayanan masyarakat di bidang pencatatan identitas penduduk.

Penulis: Edwin Firdaus
Editor: Sanusi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rapat Kerja Nasional Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kementerian Dalam Negeri menghasilkan terobosan baru. Utamanya mengenai pelayanan masyarakat di bidang pencatatan identitas penduduk.

Dijelaskan Direktur Jenderal Kependudukan dan Catatan Sipil, Zudan Arif Fakrulloh, pihaknya akan memenuhi beberapa rekomendasi hasil rakornas tersebut.

Satu diantaranya yakni mendekatnya perwakilan Dukcapil kepada masyarakat. Contohnya dengan berkeliling di pusat keramaian di Kabupaten atau Kota.

Itu diklaim berguna dalam pendataan identitas seperti Kartu Tanda Penduduk elektronik (e-KTP) atau Kartu Identitas Anak (KIA).

"Kami akan agendakan petugas dinas Dukcapil untuk ke Rumah Sakit, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama atau bahkan ke mal," ujarnya, Jumat (4/3/2016).

Menurut Zudan, pendekatan tersebut untuk memenuhi target cakupan pencatatan sipil. Rakornas Dukcapil 2016 sendiri telah dilakukan di Banjarmasin.

Sekedar informasi, saat ini capaian pembuatan akta kelahiran sangat jauh dari target nasional, yakni sebesar 77 persen. Untuk itu, perlu kerjasama baik dengan pihak swasta atau instansi lain.

Berita Rekomendasi

Selain pendekatan model jemput bola, seluruh dinas Dukcapil di tanah air juga diperintahkan Zudan saling terhubung.

Hal ini terkait dengan percepatan perekaman dan pencetakan e-KTP. Berdasarkan data terkini, dari 250 juta lebih pendduduk Indonesia, hanya 150 juta saja yang baru menerima e-KTP.

"Untuk itu kita perlu rekam cetak nasional, di luar domisili penduduk juga bisa rekam atau cetak," kata Zudan.

Saat ini salah satu Direktorat Jenderal di bawah naungan Kemendagri itu mengantongi Rp 856 miliar dana APBN sebagai pagu. Jumlah yang tidak sedikit itu dipusatkan pada pencatatan dan administrasi kependudukan. Bagi sebagian kalangan, angka tersebut tentunya meringankan langkah Ditjen Dukcapil untuk bergerak melaksanakaan program pemerintah.

Meski begitu, Dirjen Dukcapil, Zudan, tak begitu saja mengiyakan pandangan tersebut. Pasalnya, penyebaran penduduk tanah air tak pernah berimbang. Demografi dan geografi selalu timpang, karena sebagian besar orang memilih menetap di Pulau Jawa.

Zudan mengambil contoh jumlah penduduk di Jambi, Sumatera dengan Bandung, Jawa Barat. Keduanya memiliki 3,4 juta penduduk dengan luas wilayah yang terpaut jauh. Inilah yang terkadang menjadi kendala tersendiri bagi dukcapil, untuk melakukan pendataan.

"Kita sebisa mungkin berlaku adil pada seluruh daerah di tanah air. Tapi memang politik demografinya berbeda-beda seperti itu," imbuh Zudan‎.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas