Presiden Jokowi Konsisten Soal Palestina
Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina.
Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Gusti Sawabi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nicolas Manafe
Tribunnews.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo memastikan Indonesia konsisten mendukung kemerdekaan Palestina. Sikap tersebut terlihat dari kesediaan Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi Luar Biasa Organisasi Kerjasama Islam (KTT OKI).
"Kita memang sejak awal memberi dukungan penuh bagi Palestina dan konsisten terus," kata Jokowi saat meninjau persiapan KTT OKI, di JCC Senayan, Jakarta, Jumat (4/3).
Menurutnya, dukungan Indonesia terhadap Palestina semakin nyata dengan rencana dibukanya konsulat di Ramallah pada bulan ini. Ia berharap KTT OKI dapat mendorong persatuan di Palestina dan muncul dukungan dari negara-negara lainnya.
"Ini sebuah bentuk dukungan kita yang betul-betul serius," ucap Jokowi.
Jokowi meninjau persiapan KTT OKI di JCC, Senayan, Jakarta. Konferensi itu akan berlangsung selama dua hari, 6-7 Maret 2016.
Jokowi tiba di lokasi sekitar pukul 17.40 WIB. Sejumlah menteri mendampingi Jokowi. Mereka antara lain Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menko Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, dan Kepala Polri Jenderal Badrodin Haiti.
Indonesia melalui Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyoroti tajam wilayah perbatasan Palestina. Sebab, wilayah perbatasan Palestina kian tergerus oleh pemukiman. "Perbatasan (Palestina) mengacu sebelum 1967, kita lihat wilayah ini semakin lama tergerogoti kayak keju Swiss," kata Retno di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (2/3) kemarin.
Selain wilayah perbatasan Palestina, KTT OKI akan membahas masalah pengungsian Palestina. Ada sekitar empat juta warga Palestina yang berada di wilayah tersebut saat ini.
Masalah lain yang dibahas adalah klaim Israel yang menjadikan kota Yerussalem sebagai ibu kota. Sementara tiga isu strategi yang dibahas lainnya menyangkut permukiman ilegal, keamanan, dan akses air bersih untuk warga Palestina.
"Kita lihat situasi lapangan semakin memburuk," ucap Retno.
Menurutnya, penduduk Palestina kini tersisa 36,8 persen. Dari jumlah itu, 75 persen Palestina hidup di bawah garis kemiskinan. Hanya 41 persen yang memiliki akses sekolah, 46 persen yang memiliki air bersih, dan 30 persen yang memiliki rumah berizin.
"Ini masalah pelik sekali dan ini akan kita bahas dalam KTT OKI," ungkapnya.
Tema KTT OKI ini adalah "United for a Just Solution". Sebanyak 49 negara mengonfirmasi hadir dari 56 negara anggota OKI. KTT OKI pada 6 Maret akan melibatkan para pejabat senior dan pertemuan tingkat menteri. Sedangkan pada 7 Maret akan digunakan penuh untuk penyelenggaraan KTT.
Akan ada dua dokumen yang dihasilkan oleh KTT ini, yakni dokumen resolusi dari negara-negara OKI untuk isu Palestina dan Deklarasi Jakarta. Indonesia ingin penyelenggaraan KTT ini mengembalikan perhatian dunia terhadap isu Palestina.
"Ini bukan selebrasi yang ada hura-huranya, tidak ada. Ini KTT karena adanya concern (terhadap isu Palestina) tersebut," paparnya.
Retno mengaku telah bertemu dengan pimpinan OKI pada Desember 2015. Pada saat itu, Indonesia diminta menggelar KTT OKI di Jakarta. Ia mengungkapkan, Indonesia bersedia menjadi tuan rumah karena ingin menunjukkan komitmen solidaritas terhadap Palestina. Indonesia ingin isu Palestina kembali menjadi perhatian dunia.
"Kita ingin ada persatuan di Palestina," ucapnya. (tribunnews/kompas.com)