Hari ini Komisi VII DPR Bahas Blok Masela dengan Menteri ESDM Sudirman Said
perseteruan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Sudirman Said menjadi perhatian
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perseteruan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli dengan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said menjadi perhatian sebagian besar masyarakat Indonesia.
Apalagi, kepretan Rizal terhadap Sudirman tidak hanya sekali dua kali dilakukan.
Anggota Komisi VII DPR Nasyirul Falah Amru mengatakan, sebagai menteri koordinator, seyogyakanya Rizal Ramli lebih santun dan dapat mengkoordinasi bawahannya. Lebih-lebih terhadap Menteri ESDM Sudirman Said yang merupakan di bawah kordinasinya.
"Beliau (Rizal Ramli) sebagai Menko seharusnya lebih santun melakukan koordinasi bawahannya. Bisa lebih elok dan bagus, jangan sampai hal-hal urusan internal diomongkan di luar terus. Dalam catatan saya, Rizal Ramli baru sehari duduk jadi Menko, sudah teriak-teriak soal proyek 35 ribu megawat," kata Falah di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa(8/3/2016).
Proyek 35 ribu megawat tersebut, lanjutnya, merupakan program yang telah diputuskan pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokow).
Oleh sebab itu, kata dia, tak pantas bila Rizal Ramli yang notabene sebagai menteri pembantu presiden melawan program apa yang sudah diputuskan oleh Presiden Jokowi.
"Kemudian Rizal Ramli juga menyebut Menteri ESDM dengan sebutan buruk sebanyak 8 kali. Seperti menteri keblinger, menteri terima sogok dari Freeport, menteri takut dan tunduk pada asing, menteri menyelundupkan PP, menteri bekerja asal-asalan. Tak elok lah Rizal menyebut demikian," jelas Falah.
Falah menuding Rizal Ramli bikin kisruh soal Blok Masela. Rizal mendahului apa yang belum diputuskan oleh Presiden Jokowi.
Falah menyayangkan pernyataan Rizal Ramli yang menyebut bila pembangunan Blok Masela diputuskan dibangun di darat.
Padahal kenyataannya, Presiden Jokowi belum memutuskan apakah akan dibangun di darat atau di laut soal kilang Blok Masela tersebut.
"Padahal Presiden belum pernah memutuskan. Itu (Rizal) kan menipu masyarakat, melakukan pembohongan publik. Janganlah bermanufer seperti itu," tegas Falah.
"Yang paling berbahaya kan menjual nama Presiden, seakan-akan memutuskan onshore tapi presiden belum memutuskan. Sebenarnya ada apa Rizal Ramli kok selalu menyudutkan Sudirman Said? Ada kepentingan apa, ini kan jadi pertanyaan besar," tambahnya.
Hari ini Falah menjelaskan, Komisi VII DPR melakukan rapat kerja dengan Menteri ESDM Sudirman Said. Persoalan kisruh dan kepentingan dalam permasalahan Blok Masela ini akan ditanyakan juga kepada Sudirman Said.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.