Masalah Blok Masela Harus Segera Diselesaikan Mengingat Produksi Minyak Saat Ini
Kesenjangan antara produksi minyak dalam negri dengan tingkat konsumsi semakin lebar beberapa tahun belakangan ini.
Editor: Sugiyarto
Laporan Wartawan TRIBUNnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Kesenjangan antara produksi minyak dalam negri dengan tingkat konsumsi semakin lebar beberapa tahun belakangan ini.
Mantan Wakil Kepala BP Migas, Abdul Muin mengatakan kedepannya kesenjangan tersebut akan makin lebar.
Tahun 2015 lalu saja tercatat konsumsi minyak per harinya mencapai 1,5 juta barel. Sedangkan tingkat produksi hanya mencapai 800.000 barel perhari. Sisanya pemerintah harus impor.
Dikhawatirkan juga, ketersediaan minyak mentah yang biaa diimpor jumlahnya semakin sedikit, dan hal itu tentunya akan mempengaruhi harga jual minyak.
"Dan itu dibeli dengam dollar (Amerika Serikat), tentunya kita akan defisit. Itu akan jadi masalah, bayangkan berapa uang yang kita butuhkan," ujarnya kepada wartawan, di kantor PARA Syndicate, Jakarta Selatan, Jumat (18/3/2016).
Oleh karena itu, ketersediaan bahan bakar selain minyak bumi sangat penting untuk Indonesia, salah satunya adalah gas yang cadangannya melimpah di blok Masela.
Sayangnya, pemerintah kini tengah gaduh tentang konsep pengembangan blok teraebut, antara Menteri Energi dan Sumbwr Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said yang mendukung pembangunan fasilitas terapung atau offshore, dengan Menteri Kordinator Kemaritiman, Rizal Ramli yang mendukung onshore.
Semakin lama masalah tersebut diaelesaikan, semakin mundur juga hasil gas dari kilang tersebut dapat dinikmati. Maka semakin lama juga pemerintah harus menghadapi kesenjangan produksi dan konsumsi minyak.