Media Sosial Masih Jadi Sarana Efektif Petakan Warga Jakarta Untuk Pilkada
"Dari kemampuan memetakan, medsos lebih aktual, saya tidak katakan itu berarti lebih baik dari survei kuantitatif biasa,"
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahapan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2017, sudah di depan mata.
Para peserta mulai berlomba menggelar survei untuk memetakan kekuatannya.
Direktur Institute For Transformation (intrans), Andi Saiful Haq, mengatakan untuk kota-kota besar, termasuk Jakarta yang mayoritas pemilihnya aktivis media sosial (medsos), memetakan kekuatan melalui medsos masih merupakan cara yang efektif.
"Dari kemampuan memetakan, medsos lebih aktual, saya tidak katakan itu berarti lebih baik dari survei kuantitatif biasa," ujarnya kepada Tibunnews.com.
Pada survei biasa, hasilnya diketahui minimal lebih dari sepekan setelah survei dilakukan.
Padahal hasil survei tersebut adalah aspirasi masyarakat pada saat survei dilakukan dan menjelang Pilkada keadaan akan berubah dengan cepat.
Sedangkan melalui Medsos hasil survei dapat disimpulkan dengan cepat dibandingkan survei biasa.
Selain itu, hasil survei juga bisa disinergikan dengan kampanye offline.
"Kalau kampanye di dunia maya, tidak bisa sendiri, tapi harus disinergikan dengan kampanye offline," jelasnya.
Sinergitas tersebut menurutnya sudah dilakukan dengan baik tim Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Selain menyerbu dunia maya dengan informasi soal keberhasilan Ahok, kampanye juga dilakukan dengan cara menemui langsung calon pemilih.