Profil Ustazah Ledia Hanifa, Calon Wakil Ketua DPR Pengganti Fahri Hamzah
Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih Ledia Hanifa menggantikan Fahri Hamzah dari kursi Wakil Ketua DPR RI.
Penulis: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS) memilih Ledia Hanifa menggantikan Fahri Hamzah dari kursi Wakil Ketua DPR RI.
Hal itu diputuskan dalam rapat pleno Dewan Pimpinan Tingkat Pusat (DPTP) PKS pada hari ini, Rabu (6/4/2016).
Keputusan itu terbit menyusul pemecatan terhadap Fahri oleh DPP PKS.
Ketua DPP PKS Zainudin Paru membenarkan Fahri digantikan Ledia Hanifa. Ledia merupakan Wakil Ketua Komisi VIII DPR.
"Wakil Ketua DPR Ibu Ledia Hanifa," ujar Zainudin ketika dikonfirmasi, Rabu (6/4/2016).
Nama Ledia memang tidak sepopuler Fahri. Lalu siapa dia?
Dikutip Tribunnews.com dari situs Ledia, disebut bahwa ustazah Ledia, panggilan kader PKS untuk perempuan, lahir 30 April 1969 lalu.
Berikut profil lengkapnya :
Lahir ibunda Moeliana Sekar Asih putri Bandung dan ayahanda Moechsoen putra Blitar, anak pertama dari tiga bersaudara ini menyelesaikan sekolah dasar hingga SMA-nya di Jakarta. Ketika kuliah di Fakultas MIPA Universitas Indonesia jurusan Kimia, Ledia bertemu jodohnya Drs. Bachtiar Sunasto, MS dan mereka menikah pada 13 Agustus 1989.
Pada tahun 2000 Ledia melanjutkan studi mengenai Intervensi Sosial pada program Magister Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.
Ledia Hanifa [dpr.go.id]
Ibu yang dikaruniai 4 orang putra ini gemar melakukan aktivitas kemasyarakatan sejak masih duduk di bangku SMP. Motivasi kerja sosial kemasyarakatan dalam dirinya tumbuh semakin pesat setelah membaca “Tapak Kuring Ngaliwat”, sebuah otobiografi dalam bahasa Indonesia dan Sunda yang ditulis sang kakek, Rd. H. Hasan Natapermana yang pernah menjabat sebagai anggota Parlemen Pasundan.
Semenjak bergabung dengan Partai Keadilan pada tahun 1998 dan dilanjutkan dengan Partai Keadilan Sejahtera fokus aktivitasnya lebih mengarah pada pemberdayaan politik perempuan. Tanggung jawabnya sebagai Ketua Dewan Pengurus Pusat PKS bidang Kewanitaan (2005-2010) mendorong dirinya dan teman-temannya untuk mengaktifkan 4500 Pos Wanita Keadilan di 33 propinsi sebagai salah satu program unggulan dalam pemberdayaan masyarakat.
Pada tahun 2009, bunda dari Widad Maulana, ‘Azza Habibullah, Mi’raj Shobrin Jamil dan Muhammad Dzakir Amrillah (alm) ini mendapat amanah berjuang di parlemen menjadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Kota Bandung dan Kota Cimahi.
Sebagai anggota DPR RI periode 2009-2014, ia terlibat dalam penyusunan Undang-undang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial sebagai perwujudan visinya memperjuangkan keadilan dan kesejahteraan bagi masyarakat tanpa membedakan agama, suku, perempuan-lelaki, miskin-kaya. '
Termasuk di dalamnya langkah-langkah mendorong Kota Bandung dan Kota Cimahi menjadi pilot project penerima Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di 14 Puskesmasnya sebagai langkah awal persiapan implementasi Jaminan Kesehatan Nasional di negeri ini. Dorongan agar pada tahun 2013 Kota Bandung dan Kota Cimahi termasuk dalam penerima Program Keluarga Harapan bagi Rumah Tangga Sangat Miskin juga telah dilakukan.
Setelah sempat berkiprah di Komisi IX DPR RI yang membidangi persoalan Kesehatan, Ketenagakerjaan, Kependudukan dan Transmigrasi, Ledia kini diamanahkan bekerja di Komisi VIII yang membidangi lingkup Sosial, Agama, Bencana serta Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Selain aktif di komisi VIII, Ledia juga aktif sebagai ketua V bidang kehumasan di Kaukus Perempuan Parlemen RI (KPPRI) periode 2009—2014, menjadi anggota Forum Parlemen Indonesia untuk Kependudukan dan Pembangunan (2009-2014), Anggota Majelis Pertimbangan PP Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia, serta Ketua III PP Wanita PUI. Sementara jabatannya di struktur kepengurusan partai saat ini adalah sebagai Staf Bidang Kebijakan Publik DPP Partai Keadilan Sejahtera (2011-2015).
Baginya, amanah sebagai anggota DPR RI adalah amanah da’wah yang harus diwujudkan sebagai rahmat bagi semesta alam. Akses politik sebagai anggota DPR yang dimilikinya tetap akan dimanfaatkan untuk mendorong pemerintah kota Bandung dan Cimahi, serta pemerintah propinsi Jawa Barat dalam meningkatkan kualitas hidup warga Bandung dan Cimahi yang meliputi pendidikan, kesehatan serta lingkungan hidup.
Di sela kesibukannya sebagai seorang istri, ibu, anggota parlemen dan aktivis partai, Ledia mencurahkan pengalaman hidup dan pemikiran-pemikirannya dalam buku pertamanya Kalau Mau, Kita Bisa yang terbit pada April 2011 lalu. [Sumber: http://www.lediahanifa.com].