Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Teroris Masih Meresahkan, Densus 88 Dinilai Wajib Dipertahankan

‎ Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyerukan agar keberadaan pasukan elite Polri yakni Densus 88 wajib dipertahankan

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Gusti Sawabi
zoom-in Teroris Masih Meresahkan, Densus 88 Dinilai Wajib Dipertahankan
SURYA/SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO
PENANGKAPAN TERDUGA TERORIS - Personel Densus 88 Anti Teror membawa terduga teroris naik bus untuk dipindahkan ke Jakarta di Markas Brimob Polda Jatim Detasemen B Pelopor Ampeldento, Malang, Rabu (2/3/2016).. Densus 88 Anti Teror menangkap dua terduga teroris jaringan Romli Cs yang bersembunyi di lereng Gunung Semeru. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO 

‎Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar

 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - ‎ Jaringan Aktivis Reformasi Indonesia (Jari 98) menyerukan agar keberadaan pasukan elite Polri yakni Densus 88 wajib dipertahankan.

Hal itu menyikapi terkait desakan pihak soal insiden yang dihubungkan dengan kematian Siyono sehingga meminta agar Densus 88 dibubarkan.

"Keberadaan Densus 88 wajib untuk dipertahankan. Mengingat aksi teror di Indonesia masihlah meresahkan dan bikin was-was masyarakat," kata Ketua Presidium Jari 98, Willy Prakarsa, melalui pesan singkatnya, Selasa (12/4/2016).

Lebih lanjut, aktivis 98 itu menilai statemen Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Anton Charilyan sudahlah tepat terkait kelompok yang membela teroris adalah pro teroris. Namun, Willy meminta agar semua pihak untuk mencermati dan menyikapinya secara dewasa.

"Statemen itu jangan dipelintir lalu dipolitisir apalagi mengadu domba antara Polri dengan pihak tertentu. Provokasi terorisme ini sangatlah luar biasa," ucapnya.

Berita Rekomendasi

Menurut Willy, sangatlah naif dan tidak elok jika sekelompok massa telah memiliki prasangka buruk (Suudzon) pada tindakan Densus 88, apalagi yang ingin menyerang seseorang, dengan berunjuk rasa meminta segera copot jabatan.

"Polri maupun Densus 88 sudah berusaha keras memberikan rasa aman kepada masyarakat. Jangan berprasangka buruk. Jika ada yang berunjuk rasa desak segera copot jabatan, mendingan kaji lagi ajaran agamanya. Bahaya jika agama dijadikan alat serta komoditas politik, dan hukum," tuturnya.

Lebih jauh, Willy mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki lambang dasar burung Garuda, berfalsafah Pancasila, berbhinneka tunggal Ika dan memiliki aneka ragam kemajemukan suku, budaya dan agama yang di atur dalam Undang-Undang.

"Jika ada yang bicara soal HAM maka Pancasila lebih santun, bijaksana dan arif. Bukan HAM hasil impor tetapi lokal hasil inspirasi para pejuang rakyat di tanah air. Justru jauh lebih baik kita perjuangkan bersama agar Pancasila menjadi kiblat buat dunia Internasional agar terbentuk menjadi Manusia Pancasila (MAPAN)," terangnya.

Willy kembali menegaskan keberadaan Densus 88 absolut untuk menangkal, mencegah serta membasmi keberadaan teroris yang kerap membuat resah rakyat Indonesia.

"Selain Teroris yang menjadi musuh kita bersama, tapi juga perang terhadap hawa nafsu yang ada dalam diri kita, tanpa menghujat ataupun memfitnah," tandasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas