Setoran Rp 20 Miliar ke Panitia Munas, Mahyudin: Caketum Golkar Bisa Ditangkap KPK
Calon Ketua Umum Golkar Mahyudin menilai setoran dana Rp 20 miliar ke panitia Munaslub baru sebatas wacana.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon Ketua Umum Golkar Mahyudin menilai setoran dana Rp 20 miliar ke panitia Munaslub baru sebatas wacana.
Ia pun tidak mengetahui pengusul dana Rp 20 miliar tersebut.
"Saya sebagai calon sangat menyayangkan hal itu. Karena pertama tidak masuk akal ada pendaftaran-pendaftaran sebesar Rp20 Miliar itu kita diadu seperti berjudi kalau kalah, kalah Rp 20 Miliar kan," kata Mahyudin di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (13/4/2016).
Ia menilai wacana tersebut harus diklarifikasi sebab menunjukkan Partai Golkar tidak jelas dalam membuat aturan.
Menurutnya, lebih masuk akal bila setiap anggota melakukan iuran daripada meminta uang kepada calon.
"Itu kader muda Golkar yang peduli, membuka rekening sumbangan untuk Munas Golkar banyak yang mau nyumbang. Banyak yang mau lihat Golkar baik. Oleh karena itu ini belum jadi wacana saya pikir nggak usah," imbuhnya.
Mahyudin tak mempermasalahkan bila setoran tersebut hanya sebesar Rp1Miliar. Tetapi, bila sampai Rp20Miliar maka hal itu memberatkan sebagai calon ketua umum.
"Lapor LHKPN aja nggak sampai segitu, nyari di mana nanti kita kena gratifikasi. Yang ada kader Golkar ditangkapi KPK semua. Kalau Rp 1 miliar bisalah ada di rumah ngambil tabungan. Yang berkepentingan kan bukan caketum tapi semua kader di Golkar ini," imbuhnya.
Ia mengusulkan Munas akan terselenggara dengan adanya iuran kader Golkar.
Wakil Ketua MPR itu yakin bila ada iuran kader Golkar di DPR maka biaya Munas akan tertutup.
"Kalau saya sebagai salah satu calon tetap mendaftar di Munas tapi saya tidak akan menyetor Rp 20 miliar karena saya tidak punya uang sebanyak itu untuk pendaftaran. Kalau Nanti saya digugurkan ya saya akan mengambil langkah hukum.Konflik Golkar nanti nggak selesai-selesai," ujarnya.