Masih Digodok Pengurus DPP PPP Hasil Muktamar VIII
Muktamar VIII PPP merupakan forum islah dari konflik PPP
Penulis: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Muktamar VIII Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Asrama Haji, Pondok Gede, Jakarta Timur, Jumat (8/4) lalu, yang merupakan forum islah dari konflik PPP yang berkepanjangan telah melahirkan semangat baru buat para kader partai berlambang Ka'bah itu di seluruh Indonesia.
Tokoh-tokoh senior, maupun kader PPP di berbagai daerah, begitu sangat bersuka cita dan berharap bisa segera mempersiapkan konsolidasi secara nasional, sehingga PPP bisa segera secara optimal meningkatkan partisipasi pembangunan dan berbagai agenda politik lainnya.
"Muktamar VIII PPP merupakan forum islah dari konflik PPP yang berkepanjangan, telah melahirkan semangat baru buat para kader partai berlambang Ka'bah itu, " ujar Fadly Nursal, yang merupakan salah seorang dari sembilan tim Formatur, kepada wartawan, Senin (18/4/2016) di Gedung DPR Jakarta.
Saat ini, lanjut wakil rakyat dari daerah pemilihan Sumatera Utara III itu, Ketua Umum terpilih hasil Muktamar VIII yakni Romahurmuziy atau Romi, bersama sembilan formatur yang dipilih para Muktamirin, sedang merampungkan susunan kepengurusan PPP priode 2016-2021, dengan konsep mengakomodir berbagai pihak dengan berbagai latar belakang, khususnya pihak-pihak yang berbeda pendapat dan beberapa tokoh nasional yang selama ini dikenal baik kredibilitasnya.
Ketika ditanya siapa-siapa tokoh PPP yang akan masuk pada dewan pimpinan pusat ( DPP), anggota DPR RI Fraksi PPP ini enggan memberikan bocoran.
"Tentu saya belum bisa umumkan saat ini karena itu kewenangan ketua umum terpilih," ujarnya dengan diplomatis.
Dia mengakui, Muktamar VIII yang digelar bersama oleh Suryadharma Ali dan Romy, yang merupakan pimpinan PPP versi Muktamar Bandung tersebut, menunjukkan sebuah kematangan politik para pimpinan-pimpinan PPP yang sangat mencintai partai ini agar tetap dihati umat dan mampu menjaga masa depan.
Fadly mengharapkan agar seluruh upaya yang ingin menggagalkan niat ikhlas dan cita cita luhur ini, sebaiknya jangan melanjutkannya, karena semua harus punya kesadaran sejarah lahirnya partai. Apalagi, partai ini dilahirkan para ulama dengan segala keikhlasannya.
"Saya meyakini semangat keikhlasan itulah yang membuat partai ini bisa bertahan hingga saat ini dan betapa tidak beradabnya kita jika keikhlasan para ulama itu kita jawab dengan konflik yang tak berkesudahan.
Saya menghimbau kepada seluruh kader, mari kita kembali menyatu, khususnya menyatu dalam struktur di berbagai tingkatan partai sehingga kita bisa bekerja dengan cepat untuk mewujudkan berbagai agenda muktamar kemarin," ujar Fadly Nursal.