Ruhut Sitompul Bela Densus 88
Ia mengecam sejumlah organisasi yang mendatangi Komisi III DPR mempertanyakan tewasnya Siyono oleh Densus 88.
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi III DPR Ruhut Sitompul bereaksi keras mendukung Densus 88 Antiteror.
Ia mengecam sejumlah organisasi yang mendatangi Komisi III DPR mempertanyakan tewasnya Siyono oleh Densus 88.
Komnas HAM dan sejumlah organisasi masyarakat menilai Densus 88 melakukan pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) terkait tewasnya terduga teroris Siyono.
"Saya kecam yang datang ke komisi III melanggar HAM. HAM apa yang dilanggar hak asasi monyet?" tanya Ruhut saat rapat dengan Kapolri di Komisi III, Gedung DPR, Jakarta, Rabu (20/4/2016).
Ruhut menegaskan aparat Densus 88 sangat manusiawi dalam menangani terduga teroris. Apalagi, Siyono tidak diborgol usai ditangkap.
"Itu kan sangat manusiawi, tapi yang bersangkutan belum ke jalan benar. Kalau melawan ya kena Densus," kata Politikus Demokrat itu.
Ruhut pun mengucapkan rasa terima kasih kepada Densus 88 karena mencegah aksi terorisme. Ia mendukung anggaran Densus 88 dinaikkan 20 persen.
"Adek-adek Densus yang meninggal bagaimana ibu Bhayangkari dan anak-anaknya? Saya bangga dengan kepolisian," imbuhnya.
Kapolri Dicecar
Wakil Ketua Komisi III DPR Desmond J Mahesa menuturkan pihaknya akan mempertanyakan kematian terduga teroris Siyono kepada Kapolri.
"Ini bicara tentang tragedi kemanusiaan. Dengan kematian kayak begini. Penanganan kepolisian enggak benar," kata Desmond.
Desmond juga mempertanyakan penanganan kasus terorisme yang mengakibatkan tewasnya Siyono tanpa melalui peradilan.
"Harusnya berlaku hukum yang benar," katanya.
Politikus Gerindra itu juga akan mempertanyakan sidang etik yang digelar tertutup oleh Divisi Propram Polri terkait tewasnya Siyono.
"Kalau propam hukuman internal saja. Harus dipidana yang seperti itu," katanya.
Sementara Wakil Ketua Komisi III DPR Benny K Harman menuturkan pihaknya akan meminta penjelasan Kapolri mengenai sejumlah isu yang menjadi perhatian publik.